. The man in the boat/car states th

. The man in the boat/car states that his vehicle is a window to the world, in which every moment is a show. He glides along, remaining in a state of constant departure, while always arriving. The ride, he states, does not require an explanation, only occupants. This scenario parallels Hume’s problem of personal identity: our identities seem to consist of fleeting perceptions. Hume was troubled by this problem and felt that our minds in fact construct a more lasting notion of the self. The boat/car man, though, seems to live out Hume’s worst fears. What’s so bad about how the boat/car man approaches life?

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

. Laki-laki dalam perahu/mobil menyatakan bahwa kendaraan jendela ke dunia, di mana setiap saat adalah sebuah pertunjukan. Dia meluncur sepanjang, tetap dalam keadaan konstan keberangkatan, sementara selalu tiba. Perjalanan, ia menyatakan, tidak memerlukan penjelasan, hanya penghuni. Skenario ini berpadanan Hume's masalah identitas pribadi: identitas kita tampaknya terdiri dari sekilas persepsi. Hume terganggu dengan masalah ini dan merasa bahwa pikiran kita bahkan membangun gagasan lebih kekal diri. Orang perahu Mobil, meskipun, tampaknya menjalani di Hume ketakutan terburuk. Apakah itu begitu buruk tentang bagaimana pendekatan man perahu mobil hidup?

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

. Pria di perahu / mobil menyatakan bahwa kendaraannya adalah jendela ke dunia, di mana setiap saat adalah pertunjukan. Dia meluncur bersama, yang tersisa dalam keadaan keberangkatan konstan, sementara selalu tiba. Perjalanan, ia menyatakan, tidak memerlukan penjelasan, hanya penghuni. Skenario ini sejajar masalah Hume identitas pribadi: identitas kita tampaknya terdiri dari persepsi sekilas. Hume terganggu oleh masalah ini dan merasa bahwa pikiran kita sebenarnya membangun gagasan yang lebih abadi dari diri. Pria perahu / mobil, meskipun, tampaknya menjalani ketakutan terburuk Hume. Apa yang begitu buruk tentang bagaimana orang perahu / mobil pendekatan hidup?