Religious diversity in Australia is

Religious diversity in Australia is further complexified by ethnic diversity, as most migrant religious groups are quite internally diverse in terms of national origins. After those nominating ‘British’ as their ethnicity, no ethnicity in Australia forms a sizeable pro- portion of the population, unlike France where North Africans dominate non-French and Germany where Turks dominate non-Germans. For example, Australian Muslims come from over 65 different countries with no single origin comprising more than 30%. Buddhists are ethnically diverse, combining those from western origins with Vietnamese, Cambodian, Thais, Japanese and others. The Lebanese in Australia are nearly equally divided between Muslim and Christian. Thus both the diversity of other religious minority communities in Australia and their ethnic diversity makes it difficult to develop an ‘us vs them’ orientation. ‘They’ are too diverse to promote a single divide between ‘us’ and ‘them’.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Keberagaman agama di Australia lebih lanjut complexified oleh keragaman etnis, seperti kebanyakan migran kelompok-kelompok keagamaan cukup internal beragam dalam asal-usul nasional. Setelah mereka mencalonkan 'Inggris' sebagai etnisitas mereka, tidak ada etnis di Australia membentuk pro-sebagian besar dari populasi, tidak seperti mana Afrika Utara mendominasi bebas-Perancis Perancis dan Jerman yang mana Turki mendominasi non-Jerman. Sebagai contoh, Muslim Australia berasal dari lebih dari 65 negara yang berbeda dengan tidak asal tunggal yang terdiri dari lebih dari 30%. Umat Buddha beragam etnis, menggabungkan orang-orang dari asal-usul Barat dengan Vietnam, Kamboja, Thailand, Jepang, dan lain-lain. Lebanon di Australia adalah hampir sama dibagi antara Muslim dan Kristen. Dengan demikian kedua keragaman komunitas agama minoritas lainnya di Australia dan keanekaragaman etnis mereka membuatnya sulit untuk mengembangkan ' AS vs mereka ' orientasi. 'Mereka' terlalu beragam untuk mempromosikan membagi satu antara 'kami' dan 'mereka'.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

keragaman agama di Australia lebih lanjut complexified oleh keragaman etnis, karena kebanyakan kelompok agama migran yang cukup internal beragam dalam hal asal nasional. Setelah mereka mencalonkan 'Inggris' sebagai etnis mereka, tidak ada etnis di Australia membentuk proporsi yang cukup besar dari penduduk, tidak seperti Perancis di mana Afrika Utara mendominasi non-Perancis dan Jerman di mana Turki mendominasi non-Jerman. Misalnya, Muslim Australia berasal dari lebih dari 65 negara yang berbeda tanpa asal tunggal yang terdiri lebih dari 30%. Buddha beragam etnis, menggabungkan mereka dari asal barat dengan Vietnam, Kamboja, Thailand, Jepang dan lain-lain. Lebanon di Australia hampir sama dibagi antara Muslim dan Kristen. Dengan demikian kedua keragaman komunitas agama minoritas lainnya di Australia dan keragaman etnis mereka membuat sulit untuk mengembangkan 'kita vs mereka' orientasi. 'Mereka terlalu beragam untuk mempromosikan membagi tunggal antara' kami 'dan' mereka '.