silent escape?"Naruto tutted loudly

silent escape?"

Naruto tutted loudly in frustration, if he was honest, the thought of ratting Jiraiya plagued through his mind, it would show the old pervert a lesson. But he had just sat through a three hour lecture on being nice to people. "Fine, you know I think there are anonymous groups for people like you."

"Thanks Naruto. You're a good kid. I saw your parents recently, your mom's in a blind fury because you haven't spoke to her in a while. It took all of mine and Minato's persuasive skills to stop her marching to your office and beating you senseless."

"Don't remind me-ttebayo, Karin says I'm dead as well." Naruto huffed out, crossing his arms across his chest.

"So… How are you and Shion?"

"Crappy. We've been fighting more and more recently. In fact, like ten minutes ago was the first time I've seen her smile in a long time…" Naruto answered quietly. "Things have been going downhill since that time. And as Dattebayo's getting more and more busy it's like it's making things worse. I've been trying to get things back to the way things were, to show that I'm over what happened, but then a part of me thinks maybe I'm not over it. And that's why things don't seem to be getting better, that's why nothing seems to be working to fix it…"

"Naruto, do you believe in the red thread of fate?"

"Sometimes… why?"

"Well your mom believes in it. She believes that what brought her and Minato together, she believes in it so much she thinks her hair is the red thread of fate that brought Minato to her."

"Right…" Naruto's eyebrow rose with curiosity, Jiraiya was an idiot and a pervert, but sometimes, and very rarely, he did display something akin to sage like advice. "What's your point?"

"The red thread connects two people together, two people destined for each other. And no matter how far away they are from each other, no matter where life has placed either of them. These two people will find each other. I personally don't believe in it, but if you do, maybe it's worth considering… that your thread isn't tied to Shion, maybe it's tied to someone else…"

The two knitting needles clicked together rhythmically, creating loop after loop of the same continuous pattern. It was one of her newer, but few in numerical hobbies. It was calming and relaxing, yet at the same time the mind had to stay focused, as one misstep could ruin it otherwise.

"Mom, what are you making?" Himawari sat next to her watching her knit together the red threads, intertwining them with each other.

"It's just a simple red scarf, Himawari-chan." She replied with a gentle smile, causing the girl to smile widely.

"Who are you making it for?"

She stopped her knitting for a moment, staring at the half prepared scarf, she had no idea what caused her desire to create the red coloured accessory. "I do not know, Himawari-chan, a part of me just felt compelled to make it…"

"Wow, Naruto, you were in there for a really long time!" Shion spoke giddily as her boyfriend left the confessional booth with a sour look on his face.

He looked up towards her, creating a smile to offer back towards her. "Yeah, I guess I had more on my plate than I thought…" He looked back down towards the ground, thinking about the truly horrifying position he was stuck in mere moments ago, and all that had been spoken and transpired whilst there. "Let's… let's go home, yeah?"

A/N: Yo! Me again, as usual a few things to discuss:

1 - Bolt and Himawari - We didn't see much of them in Chapter 700 so it's hard to write about them, personality wise I mean, it's like their OC really at this present time.

2 - Shikadai, that's right, Shikamaru's kid is the only one that survives, I mean, gets pulled into this story.

3 - Shion, yeah from the first movie, that's Naruto girlfriend, I don't know why but I always enjoyed that pairing. And I'm going to have to make her dislikable, which is a shame, because if she isn't disliked, people won't Naruto and Hinata to get together.

4 - Religion, now this chapter suprisingly for me as well focused on Religion, I decided to make Shion Christian (because Christianity is probably the religion I know most about), and I wanted to give the chapter something to make it worth posting. That being said, like Business, I don't really know much about any and all religions. I'd consider myself Agnostic, I open to it, but just not fully convinced. And I do have a silent respect for the religious, I admire the ability to put so much faith into something which may not be true, I'm too scared to do the same. And I truly believe, even if you are Atheist, there are valuable lessons to learn not just from one religion, but all religions. Plus, you don't have to believe in a God in order to be nice to people, and you know, not commit murder or something. If you have read this chapter and are religious, I would be happy if you would share how this chapter affected you, and if I am incorrect in certain aspects please let me know so I can correct them. Similarly, if you read this chapter and felt offended, I deeply apologise, and know it wasn't my intent, please do not take my ignorance as mockery, especially with the part with Jiraiya, that was just for comedy. Religion will not play a prominent part in this story, I may revisit it on occasion but that's it.

A

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

diam melarikan diri? " Naruto cemberut keras frustrasi, jika dia jujur, pikiran ratting Jiraiya terganggu benaknya, itu akan menunjukkan cabul tua pelajaran. Tapi dia baru saja duduk melalui ceramah tiga jam pada bersikap baik kepada orang-orang. "Baik, kau tahu aku pikir ada kelompok anonim untuk orang-orang seperti Anda." "Terima kasih Naruto. Kau anak yang baik. Saya melihat orang tua Anda baru-baru ini, ibumu dalam amarah buta karena Anda belum berbicara dengannya dalam beberapa saat. Butuh semua saya dan keterampilan persuasif Minato untuk menghentikan berbaris ke kantor Anda dan mengalahkan Anda tidak masuk akal. " "Jangan ingatkan aku-ttebayo, Karin bilang aku mati juga." Naruto mendengus keluar, melintasi tangan di nya dada. "Jadi ... Bagaimana kabarmu dan Shion?" "Jelek. Kami telah berjuang lebih dan lebih baru-baru ini. Bahkan, seperti sepuluh menit yang lalu adalah pertama kalinya aku melihat senyumnya dalam waktu yang lama ... "Naruto menjawab pelan." Hal telah terjadi menurun sejak saat itu. Dan sebagai Dattebayo yang semakin sibuk seperti itu membuat hal-hal buruk. Saya sudah berusaha untuk mendapatkan sesuatu kembali dengan cara hal itu, untuk menunjukkan bahwa aku atas apa yang terjadi, tapi kemudian bagian dari diriku berpikir mungkin aku tidak lebih dari itu. Dan itulah mengapa hal-hal tampaknya tidak akan menjadi lebih baik, itu sebabnya tidak ada yang tampaknya bekerja untuk memperbaikinya ... " "Naruto, apakah Anda percaya pada benang merah takdir?" "Kadang-kadang ... kenapa?" "Yah ibumu percaya di dalamnya. Dia percaya bahwa apa yang membawa dia dan Minato bersama-sama, dia percaya begitu banyak dia berpikir rambutnya adalah benang merah takdir yang membawa Minato kepadanya. " "Benar ..." alis Naruto naik dengan rasa ingin tahu, Jiraiya adalah seorang idiot dan cabul , tapi kadang-kadang, dan sangat jarang, dia melakukan sesuatu yang mirip dengan tampilan bijak seperti nasihat. "Apa gunanya Anda?" "Benang merah yang menghubungkan dua orang bersama-sama, dua orang ditakdirkan untuk satu sama lain. Dan tidak peduli seberapa jauh mereka dari satu sama lain, tidak peduli di mana kehidupan telah menempatkan salah satu dari mereka. Kedua orang akan menemukan satu sama lain. Saya pribadi tidak percaya itu, tapi jika Anda melakukannya, mungkin itu layak dipertimbangkan ... bahwa benang Anda tidak terikat dengan Shion, mungkin itu terkait dengan orang lain ... " Dua jarum rajut diklik bersama berirama, menciptakan lingkaran setelah loop pola kontinyu yang sama. Itu adalah salah satu nya baru, tetapi hanya sedikit di hobi numerik. Itu menenangkan dan santai, namun pada saat yang sama pikiran harus tetap fokus, sebagai salah satu kesalahan bisa merusak sebaliknya. "Bu, apa yang Anda pembuatan? "Himawari duduk di sampingnya mengamatinya menyatukan benang merah, terjalinnya mereka satu sama lain. "Ini hanya syal merah sederhana, Himawari-chan." Dia menjawab dengan senyum lembut, menyebabkan gadis itu tersenyum lebar. " Siapa yang Anda membuat itu? " Dia berhenti merajut sejenak, menatap babak syal siap, dia tidak tahu apa yang menyebabkan keinginannya untuk membuat aksesori berwarna merah. "Saya tidak tahu, Himawari-chan, bagian saya hanya merasa terdorong untuk membuatnya ... " "Wow, Naruto, Anda berada di sana untuk waktu yang sangat lama!" Shion berbicara secara sembrono sebagai pacarnya meninggalkan bilik pengakuan dosa dengan tampilan asam di wajahnya. Dia mendongak ke arahnya, menciptakan senyum untuk menawarkan kembali ke arahnya. "Ya, saya kira saya lebih punya di piring saya daripada yang saya pikir ..." Dia melihat kembali ke bawah menuju tanah, berpikir tentang posisi yang benar-benar mengerikan ia terjebak dalam hanya beberapa saat yang lalu, dan semua yang telah diucapkan dan terjadi sementara ada. "Mari kita ... mari kita pulang, ya?" A / N: Yo! Lagi, seperti biasa beberapa hal untuk membahas: 1 - Bolt dan Himawari - Kami tidak melihat banyak dari mereka dalam Bab 700 jadi sulit untuk menulis tentang mereka, kepribadian bijaksana Maksudku, itu seperti OC mereka benar-benar pada waktu ini . 2 - Shikadai, itu benar, anak Shikamaru adalah satu-satunya yang bertahan, maksudku, akan ditarik ke dalam cerita ini. 3 - Shion, ya dari film pertama, itu pacar Naruto, aku tidak tahu mengapa tapi aku selalu menikmati bahwa pasangan. Dan aku akan harus membuat dia tidak disukai, yang merupakan rasa malu, karena jika dia tidak menyukai, orang tidak akan Naruto dan Hinata untuk bersama-sama. 4 - Agama, sekarang bab ini mengejutkan bagi saya juga difokuskan pada Agama, saya memutuskan untuk membuat Shion Kristen (karena kekristenan mungkin adalah agama yang saya tahu paling tentang), dan saya ingin memberikan bab sesuatu untuk membuatnya layak posting. Itu dikatakan, seperti bisnis, saya tidak benar-benar tahu banyak tentang setiap dan semua agama. Saya akan menganggap diri saya Agnostic, saya terbuka untuk itu, tapi tidak sepenuhnya yakin. Dan saya punya rasa hormat diam untuk agama, saya mengagumi kemampuan untuk menempatkan begitu banyak iman menjadi sesuatu yang mungkin tidak benar, aku terlalu takut untuk melakukan hal yang sama. Dan saya benar-benar percaya, bahkan jika Anda ateis, ada pelajaran berharga untuk belajar bukan hanya dari satu agama, tetapi semua agama. Plus, Anda tidak harus percaya pada Tuhan agar bagus untuk orang-orang, dan Anda tahu, tidak melakukan pembunuhan atau sesuatu. Jika Anda telah membaca bab ini dan agama, saya akan senang jika Anda akan berbagi bagaimana bab ini mempengaruhi Anda, dan jika saya salah dalam aspek-aspek tertentu tolong beritahu saya sehingga saya bisa memperbaikinya. Demikian pula, jika Anda membaca bab ini dan merasa tersinggung, saya mohon maaf, dan tahu itu bukan maksud saya, jangan mengambil ketidaktahuan saya sebagai ejekan, terutama dengan bagian dengan Jiraiya, itu hanya untuk komedi. Agama tidak akan memainkan bagian penting dalam cerita ini, aku mungkin kembali itu pada kesempatan tapi hanya itu. Sebuah