Of course, most economic geographer

Of course, most economic geographers are decent folk and wouldn’t do either of these so crudely. But many would feel it professionally prudent to make at least a nod towards one or both. For these two pole positions in Post-Cultural- Turn Economic Geography (henceforth PCTEG) preoccupy the attention of publishers, university appointment committees, and funding bodies. Yet neither constitutes progress in any familiar sense of the word because they do not answer questions any better than in the past. They are about asking different questions altogether. This is not, despite pop interpretations of Kuhn, how sciences get better. For example, in their recent survey Barnes et al. (2004) note that the story of recent change in economic geography is not one that everyone agrees signifies progress, and ask how we should interpret it. This chapter offers one interpretation: that it reveals geography’s excessive embrace of the Empire of Capital.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Tentu saja, kebanyakan ahli geografi ekonomi rakyat yang layak dan tidak melakukan salah satu dari ini begitu kasar. Tetapi banyak akan merasa secara profesional bijaksana untuk membuat setidaknya mengangguk terhadap salah satu atau kedua. Untuk posisi dua tiang tersebut di geografi ekonomi pasca-Cultural-Turn (selanjutnya PCTEG) disarankan perhatian dari penerbit, Universitas Penunjukan Komite, dan badan-badan pendanaan. Namun tidak merupakan kemajuan dalam pengertian apa pun akrab dari kata karena mereka tidak menjawab pertanyaan apapun lebih baik daripada di masa lalu. Mereka adalah tentang mengajukan pertanyaan yang berbeda sama sekali. Ini adalah tidak, meskipun pop interpretasi Kuhn, bagaimana ilmu pengetahuan bisa baik. Sebagai contoh, dalam survei terbaru Barnes et al. (2004) Catatan bahwa cerita tentang perubahan terbaru di geografi ekonomi bukanlah satu bahwa setiap orang setuju menandakan kemajuan, dan bertanya bagaimana kita harus menafsirkan itu. Bab ini menawarkan salah satu interpretasi: yang mengungkapkan geografi yang berlebihan merangkul dari Kekaisaran ibukota.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Tentu saja, yang paling ahli geografi ekonomi rakyat yang layak dan tidak akan melakukan salah satu dari ini begitu kasar. Tapi banyak akan merasa profesional bijaksana untuk membuat setidaknya mengangguk ke arah salah satu atau kedua. Untuk dua posisi tersebut pole di Post-kultural Aktifkan Geografi Ekonomi (selanjutnya PCTEG) menyita pikiran perhatian penerbit, komite janji universitas, dan lembaga donor. Namun tidak merupakan kemajuan dalam arti akrab kata karena mereka tidak menjawab pertanyaan lebih baik daripada di masa lalu. Mereka mengajukan pertanyaan tentang yang berbeda sama sekali. Ini bukan, meskipun interpretasi pop dari Kuhn, bagaimana ilmu lebih baik. Misalnya, dalam survei terbaru mereka Barnes et al. (2004) mencatat bahwa kisah perubahan terbaru dalam geografi ekonomi bukan merupakan salah satu yang semua orang setuju menandakan kemajuan, dan bertanya bagaimana kita harus menafsirkannya. Bab ini menawarkan satu interpretasi: yang mengungkapkan pelukan berlebihan geografi Kekaisaran Modal.