Early research on procrastination f

Early research on procrastination focused exclusively on the
behavioral aspects of procrastination, conceiving procrastination
as a task-specific avoidance behavior (Schouwenburg, 2004) i.e.
as situationally determined and relatively unstable across time
and contexts (Saddler & Buley, 1999; Wolters, 2003). In this paradigm
the causes of procrastination are task or context variables
that increase aversion for the task or fear of failure, rather than
individual-level variables. Behavior-oriented measurement scales
such as the Academic Procrastination State Inventory (APSI;
Schouwenburg, 1995) only assess behavior during the preceding
week.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Penelitian awal penundaan terfokus padaaspek perilaku penundaan, hamil penundaansebagai perilaku yang menghindari tugas-spesifik (Schouwenburg, 2004) yaitusebagai situationally ditentukan dan relatif stabil di seluruh waktudan konteks (Saddler & Buley, 1999; Wolters, 2003). Dalam paradigma inipenyebab penundaan adalah tugas atau konteks variabelyang meningkatkan keengganan untuk tugas atau takut, daripadavariabel tingkat individu. Skala pengukuran berorientasi perilakuseperti persediaan negara penundaan akademik (APSI;Schouwenburg, 1995) hanya menilai perilaku selama sebelumnyaMinggu.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Penelitian awal penundaan berfokus pada
aspek perilaku prokrastinasi, hamil penundaan
sebagai perilaku penghindaran tugas-spesifik (Schouwenburg, 2004) yaitu
sebagai situasional ditentukan dan relatif stabil sepanjang waktu
dan konteks (Saddler & Buley, 1999; Wolters, 2003). Dalam paradigma ini
penyebab penundaan adalah tugas atau konteks variabel
yang meningkatkan keengganan untuk tugas atau takut gagal, daripada
variabel tingkat individu. Skala pengukuran perilaku yang berorientasi
seperti Inventarisasi Akademik Penundaan Negara (APSI;
Schouwenburg, 1995) hanya menilai perilaku selama sebelumnya
minggu.