From the findings, it was concluded

From the findings, it was concluded that Malaysia is in the right tract in promoting agriculture entrepreneurship as one of the transformation agenda. To expedite the process though, more effort needs to be done. From this study, it was found that attitude and acceptance have a significant relationship with interest of youth to become agriculture entrepreneur. Significantly, the interest to become agriculture entrepreneur is based on their attitude and voluntary acceptance without any coercion from any parties. Within the context of Malaysia, this study also indicates that the level of knowledge and education is relatively insignificant in influencing the youths to become entrepreneur.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Dari temuan, disimpulkan bahwa Malaysia adalah saluran yang tepat dalam mempromosikan kewirausahaan pertanian sebagai salah satu agenda transformasi. Untuk mempercepat proses meskipun, lebih banyak upaya perlu dilakukan. Dari studi ini, ditemukan bahwa sikap dan penerimaan memiliki hubungan yang signifikan dengan minat kaum muda untuk menjadi pengusaha pertanian. Secara signifikan, minat untuk menjadi pengusaha pertanian didasarkan pada sikap dan sukarela penerimaan tanpa ada paksaan dari pihak mereka. Dalam konteks Malaysia, studi ini juga menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dan pengetahuan relatif tidak signifikan dalam mempengaruhi orang-orang muda untuk menjadi pengusaha.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Dari temuan, disimpulkan bahwa Malaysia adalah dalam saluran yang tepat dalam mempromosikan kewirausahaan pertanian sebagai salah satu agenda transformasi. Untuk mempercepat proses meskipun, upaya yang lebih perlu dilakukan. Dari penelitian ini, ditemukan bahwa sikap dan penerimaan memiliki hubungan yang signifikan dengan minat pemuda untuk menjadi pengusaha pertanian. Secara signifikan, minat untuk menjadi pengusaha pertanian didasarkan pada sikap mereka dan penerimaan sukarela tanpa paksaan dari pihak manapun. Dalam konteks Malaysia, penelitian ini juga menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan dan pendidikan relatif tidak signifikan dalam mempengaruhi para pemuda untuk menjadi pengusaha.