This work is intended as a contribu

This work is intended as a contribution toward more detailed analysis of community-based tourism in the tropical mountains of Africa, as previously provided for East Africa by Manyara et al (2006) and Manyara and Jones (2007). The following sections explore the significance of alpine tourism in the Mt Kenya region and present the example of the Mt Kenya Guides and Porters
Safari Club (GPSC), a community-based organization in Naro Moru, at the semiarid, but fertile, western foot of Mt Kenya. Naro Moru Location is characterized by scattered settlements and, according to the 2009 population census, has a total population of 21,533; Kamburaini Sublocation, which is an important starting point for climbing the volcano, has 6414 inhabitants in 1813 households (KNBS 2010). Based on the above main hypothesis, the study was designed to answer the following questions for Naro Moru and, more specifically, for Kamburaini: N How does alpine tourism in general affect the regional economy at the foot of Mt Kenya?
Does tourism in the Mt Kenya region act as a driver of regional development and resolve sociospatial disparities?
Does income from community-based tourism stabilize households’ livelihoods? How substantial is this income for the members of the cooperative in Naro Moru?
Which aspects of community-based tourism—eg ‘‘participation’’ or ‘‘empowerment’’—are relevant to development and people’s livelihoods? Can they promote both poverty mitigation and future prospects for the next generation?
Methods
Apart from evaluating the latest research and analyzing official statistics, this study involved the collection of primary data by a range of methods, including open,qualitative interviews and focus group discussions with guides and porters and the GPSC Steering Board; interviews with experts (District Officer, Chancellor and Chief of Location, Minister of Agriculture of Nyeri
District, Chief of Sublocation, and hotel managers of Naro Moru lodges); analysis and evaluation of the GPSC’s books and accounts; inspection of the visitors’ books at four gates of the Mt Kenya National Park; and various mapping activities. The local population’s points of view
were recorded in a variety of interviews conducted by 9 students of a Master’s program in Geography. The students were invited to stay with families in Naro Moru for several
days and share in their daily routines, getting to know the families’ livelihoods, their family structures and ties, as well as their working and living conditions. This intensive
interviewing activity covered 27 households; interviews and focus group discussions with guides and porters provided deeper insights into another 48 households.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Karya ini dimaksudkan sebagai kontribusi terhadap selengkapnya analisis berbasis masyarakat pariwisata di pegunungan tropis Afrika, seperti sebelumnya disediakan untuk Afrika Timur oleh Manyara et al (2006) dan Manyara dan Jones (2007). Bagian berikut mengeksplorasi pentingnya pariwisata alpine di wilayah Mt Kenya dan sekarang contoh dari Mt Kenya panduan dan PorterSafari Club (GPSC), sebuah organisasi yang berbasis masyarakat di Naro Moru, pada Semi-Arid, tapi kaki yang subur, Barat Mt Kenya. Naro Moru lokasi ditandai dengan pemukiman yang tersebar dan, menurut sensus penduduk 2009, memiliki jumlah penduduk 21,533; Kamburaini Sublocation, yang merupakan titik awal yang penting untuk mendaki Merapi, memiliki penduduk 6414 1813 rumah tangga (KNBS 2010). Berdasarkan hipotesis utama di atas, studi ini dirancang untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut untuk Naro Moru dan, lebih khusus lagi, untuk Kamburaini: N bagaimana alpine pariwisata di umum mempengaruhi perekonomian daerah di kaki Gunung Kenya? Apakah pariwisata di daerah Mt Kenya bertindak sebagai sopir pembangunan daerah dan mengatasi kesenjangan sociospatial?Apakah penghasilan dari pariwisata berbasis masyarakat menstabilkan penghidupan rumah tangga? Berapa besar adalah pendapatan ini untuk anggota koperasi di Naro Moru?Aspek pariwisata berbasis masyarakat — misalnya '' partisipasi '' atau '' pemberdayaan '' — relevan untuk pengembangan dan mata pencaharian masyarakat? Bisa mereka mempromosikan kemiskinan mitigasi dan prospek masa depan untuk generasi berikutnya?MetodeSelain mengevaluasi penelitian terbaru dan menganalisis Statistik resmi, studi ini melibatkan pengumpulan data primer oleh berbagai metode, termasuk wawancara terbuka, kualitatif dan focus group Discussion dengan panduan dan Porter dan Dewan pengarah GPSC; Wawancara dengan para ahli (Wedana, Kanselir dan kepala lokasi, Menteri Pertanian NyeriDistrik, kepala Sublocation, dan hotel manajer dari Naro Moru lodges); analisis dan evaluasi GPSC buku dan rekening; inspeksi dari buku-buku ' pengunjung di empat gerbang dari Taman Nasional Gunung Kenya; dan berbagai kegiatan pemetaan. Penduduk setempat poin of viewtercatat dalam berbagai wawancara yang dilakukan oleh 9 siswa program Master dalam geografi. Siswa diundang untuk tinggal bersama keluarga di Naro Moru untuk beberapahari dan berbagi dalam rutinitas sehari-hari mereka, mengenal mata pencaharian keluarga, struktur keluarga mereka dan ikatan, serta kondisi mereka bekerja dan hidup. Intensif iniWawancara kegiatan ditutupi 27 rumah tangga; wawancara dan focus group Discussion dengan panduan dan Porter disediakan wawasan lebih dalam rumah tangga 48 lain.