The Davisson–Germer experiment, whi

The Davisson–Germer experiment, which has since been repeated with other particles (including α particles and molecular hydrogen), shows clearly that particles have wave-like properties, and the diffraction of neutrons is a well-established technique for investigating the structures and dynamics of condensed phases (see Chapter 19).
We have also seen that waves of electromagnetic radiation have particle-like properties.
Thus we are brought to the heart of modern physics. When examined on an atomic scale, the classical concepts of particle and wave melt together, particles taking on the characteristics of waves, and waves the characteristics of particles.
Some progress towards coordinating these properties had already been made by the French physicist Louis de Broglie when, in 1924, he suggested that any particle, not only photons, travelling with a linear momentum p = mv (with m the mass and v the speed of the particle) should have in some sense a wavelength given by the de Broglie relation:

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

The Davisson-Germer eksperimen, yang sejak itu telah berulang dengan partikel lain (termasuk partikel α dan molekul hidrogen), menunjukkan dengan jelas bahwa partikel memiliki sifat seperti gelombang, dan difraksi neutron adalah teknik mapan untuk menyelidiki struktur dan dinamika fase terkondensasi (lihat Bab 19).
Kami juga telah melihat bahwa gelombang radiasi elektromagnetik memiliki partikel-seperti properti.
Jadi kita dibawa ke jantung fisika modern. Ketika diperiksa pada skala atom, konsep klasik partikel dan gelombang mencair bersama, partikel mengambil karakteristik gelombang, dan gelombang karakteristik partikel.
Beberapa kemajuan koordinasi sifat ini sudah dibuat oleh fisikawan Perancis Louis de Broglie saat , pada tahun 1924, ia menyarankan bahwa partikel apapun, tidak hanya foton, bepergian dengan momentum linear p = mv (dengan m massa dan v kecepatan partikel) harus memiliki dalam arti panjang gelombang yang diberikan oleh hubungan de Broglie: