Thus, to reach this present conditi

Thus, to reach this present condition, Indonesia took its own protracted
period. Reflecting back to the country’s history, Indonesia’s progression in ICT
adoption was higly related to its political system development. The
democratisation period in Indonesia had altered the nature of Indonesia’s
information system and also provided society with more opportunities to freely
access information sources such as the Internet. The internet itself emerged in
Indonesia in the early 1990s and was introduced by the “Habibie kids” which
consisted of local and international experts under the office of Habibie, the
minister of Research and Technology at that time (Hill & Sen, 2000, p. 195).
Reported to be used “extensively by the urban middle-class opposition to get
around the regime’s censorship of broadcast media” (Hill & Sen, 2000, p. 194),
some scholars such as Basuki (1998) and Marcus (1999) argued that the Internet
played a significant role in the downfall of the New Order regime. However, this
argument was rejected by others, who pointed out the low percentage of internet
users at that time; these users were estimated to be no more than 1% of the total
population (Lim, 2003, p. 275).

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Dengan demikian, untuk mencapai kondisi saat ini, Indonesia mengambil sendiri berlarut-larutperiode. Mencerminkan kembali ke sejarah negara itu, Indonesia perkembangan ICTpengangkatan adalah higly yang berkaitan dengan pengembangan sistem politik. Theperiode demokratisasi di Indonesia telah mengubah sifat Indonesiasistem informasi dan juga menyediakan masyarakat dengan lebih banyak kesempatan untuk Bebasmengakses sumber informasi seperti Internet. Internet itu sendiri muncul diIndonesia di awal 1990-an dan telah diperkenalkan oleh "Habibie anak" yangterdiri dari ahli lokal dan internasional di bawah kantor Habibie,Menteri Negara Riset dan teknologi pada waktu itu (Hill & Sen, 2000, p. 195).Dilaporkan menjadi digunakan "secara ekstensif oleh oposisi kelas menengah perkotaan untuk mendapatkandi sekitar sensor rezim broadcast media"(Hill & Sen, 2000, MS 194),beberapa sarjana seperti Basuki (1998) dan Marcus (1999) berpendapat bahwa Internetmemainkan peran penting dalam kejatuhan rezim Orde Baru. Namun, iniargumen ini ditolak oleh orang lain, yang menunjukkan persentase rendah internetpengguna pada waktu itu; pengguna ini diperkirakan tidak lebih dari 1% dari totalPopulasi (Lim, 2003, p. 275).

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Dengan demikian, untuk mencapai kondisi sekarang ini, Indonesia mengambil berlarut-larut sendiri
periode. Merefleksikan kembali ke sejarah negara itu, perkembangan Indonesia dalam ICT
adopsi adalah higly terkait dengan pengembangan sistem politiknya. The
periode demokratisasi di Indonesia telah mengubah sifat di Indonesia
sistem informasi dan juga memberikan masyarakat dengan lebih banyak kesempatan untuk secara bebas
mengakses sumber informasi seperti internet. Internet itu sendiri muncul di
Indonesia pada awal 1990-an dan diperkenalkan oleh "anak-anak Habibie" yang
terdiri dari para ahli lokal dan internasional di bawah kantor Habibie,
Menteri Riset dan Teknologi saat itu (Hill & Sen, 2000, hal. 195).
Dilaporkan digunakan "secara luas oleh urban kelas menengah oposisi untuk mendapatkan
sekitar sensor rezim media penyiaran "(Hill & Sen, 2000, hal. 194),
beberapa ulama seperti Basuki (1998) dan Marcus (1999 ) berpendapat bahwa Internet
memainkan peran penting dalam kejatuhan rezim Orde Baru. Namun, ini
argumen ditolak oleh orang lain, yang menunjukkan rendahnya persentase internet
pengguna pada waktu itu; pengguna tersebut diperkirakan tidak lebih dari 1% dari total
populasi (Lim, 2003, hal. 275).