pattern point having relatively mor

pattern point having relatively more uncertainty at all three frequency values. This results in the difficulty of decision as is evident from the value of the certainty measure. Besides, pattern class v, (with a lower horizontal coverage around the broader band about 350) also does not figure among the top two significant responses. In entry 1lb, as F2 becomes set at high, the response in favor of class i increases. However, the ambiguity in the decision is still evident.
In Table II we demonstrate a sample of the partial input feature combinations that are insufficient for inferring any particular decision. The more essential of the feature value(s) is queried for by (16, 17). The 3rd and 5th entries are seen to lack essential information in spite of having specific values corresponding to two features. This can be explained from the ambiguity of decision (w. r. t. a class) observed at these pattern points in the 2D projection in Fig. 4.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

pola titik memiliki relatif lebih ketidakpastian di semua tiga frekuensi nilai. Hal ini menyebabkan kesulitan keputusan sebagaimana terbukti dari nilai ukuran kepastian. Selain itu, pola kelas v, (dengan cakupan horisontal yang lebih rendah di sekitar band lebih luas sekitar 350) juga bukan sosok antara tanggapan signifikan atas dua. Dalam catatan 1lb, sebagai F2 menjadi set tinggi, respon mendukung kelas saya meningkat. Namun, ambiguitas dalam keputusan ini masih jelas.Dalam tabel II kami menunjukkan sampel kombinasi parsial fitur masukan yang tidak mencukupi dalam menyimpulkan keputusan tertentu. Yang lebih penting fitur value(s) meminta oleh (16, 17). 3 dan 5 entri terlihat kurang informasi penting Meskipun memiliki nilai yang tertentu sesuai untuk dua fitur. Hal ini dapat dijelaskan dari ambiguitas keputusan (w. r. t. kelas) diamati pada poin pola ini dalam proyeksi 2D dalam gambar 4.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Titik pola memiliki relatif lebih ketidakpastian di semua tiga nilai frekuensi. Hal ini menyebabkan sulitnya keputusan seperti terbukti dari nilai ukuran kepastian. Selain itu, kelas pola v, (dengan cakupan horisontal yang lebih rendah sekitar band yang lebih luas sekitar 350) juga tidak mencari di antara dua tanggapan yang signifikan atas. Dalam entri £ 1, sebagai F2 menjadi ditetapkan pada tinggi, respon yang mendukung kelas i meningkat. Namun, ambiguitas dalam keputusan tersebut masih terlihat.
Dalam Tabel II kita menunjukkan sampel dari kombinasi fitur masukan parsial yang cukup untuk menyimpulkan keputusan tertentu. Semakin penting dari nilai fitur (s) yang bertanya untuk oleh (16, 17). Entri 3 dan 5 terlihat kurang informasi penting meskipun memiliki nilai-nilai tertentu yang sesuai dengan dua fitur. Ini dapat dijelaskan dari ambiguitas keputusan (wrt kelas) diamati pada titik-titik pola dalam proyeksi 2D pada Gambar. 4.