‘Cultural violence’ are those aspec

‘Cultural violence’ are those aspects of culture, the symbolic sphere of our existence exemplified by religion and ideology, language and art, empirical science and formal science (logic, mathematics) that can be used to justify, legitimize direct or structural violence. Flags, military marches, the portrait of the Leader everywhere, inflammatory speeches, many national anthems, come to mind. However, let us postpone the examples starting with conceptual analysis.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

'Budaya kekerasan' adalah aspek-aspek budaya, lingkup simbolik exemplified keberadaan kami oleh agama dan ideologi, bahasa dan seni, Sains empiris dan formal ilmu (logika, matematika) yang dapat digunakan untuk membenarkan, melegitimasi kekerasan langsung atau struktural. Bendera, pawai militer, potret pemimpin di mana-mana, pidato inflammatory, lagu kebangsaan banyak, datang ke pikiran. Namun, mari kita menunda contoh-contoh yang dimulai dengan analisis konseptual.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

'Kekerasan Budaya' adalah aspek-aspek budaya, lingkungan simbolis keberadaan kita dicontohkan oleh agama dan ideologi, bahasa dan seni, ilmu pengetahuan empiris dan ilmu formal (logika, matematika) yang dapat digunakan untuk membenarkan, melegitimasi kekerasan langsung atau struktural. Flags, pawai militer, potret Pemimpin di mana-mana, dalam pidato peradangan, banyak lagu-lagu kebangsaan, datang ke pikiran. Namun, mari kita menunda contoh dimulai dengan analisis konseptual.