Clarias gariepinus (Burchell 1822)

Clarias gariepinus (Burchell 1822) is a species of freshwater air breathing catfish native to Africa. Their unique
characteristic as an omnivorous feeder, able to stand in harsh condition including low dissolved oxygen, change of
temperature and high level of water pollution, high resistance of diseases, and delicious taste make them a popular
aquaculture species [1,2]. This fish have been introduced to Southeast Asia in the early eighties and its culture
spread rapidly because of their higher growth rate compared with the local catfish species [3,4,5]. They are
commonly known as North African Catfish in English, keli Africa in Malaysia and Indonesia [6]. Despite the
popularity of this fish, the seed production is still inconsistent due to low larval survival particularly during the early
larval stage [2,4]. This obstacle still exists even though the protocol for controlled spawning and larval rearing of C.
gariepinus has been established [2,4,6,7].

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Lele Dumbo (Burchell 1822) adalah spesies air tawar udara pernapasan lele asli Afrika. Mereka yang unik Karakteristik sebagai pengumpan omnivora, mampu berdiri dalam kondisi kasar termasuk oksigen terlarut rendah, perubahan suhu dan tingginya pencemaran air, tinggi tahan penyakit, dan rasa lezat membuat mereka populer budidaya spesies [1,2]. Ikan ini telah diperkenalkan ke Asia Tenggara di awal tahun delapan puluhan dan budaya menyebar dengan cepat karena mereka tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan dengan spesies lokal lele [3,4,5]. Mereka umumnya dikenal sebagai lele Afrika Utara di Inggris, Kelimutu Afrika di Malaysia dan Indonesia [6]. Meskipun popularitas ikan ini, produksi benih tidak masih konsisten karena rendah larva hidup terutama selama awal Stadium larva [2,4]. Kendala ini masih ada meskipun protokol untuk dikontrol pemijahan dan pemeliharaan larva C. Dumbo telah didirikan [2,4,6,7].

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Clarias gariepinus (Burchell 1822) adalah spesies air tawar menghirup udara lele asli Afrika. Mereka yang unik
karakteristik sebagai pengumpan omnivora, mampu berdiri dalam kondisi yang keras termasuk oksigen rendah terlarut, perubahan
suhu dan tingkat tinggi polusi air, resistensi yang tinggi dari penyakit, dan rasa yang lezat membuat mereka populer
spesies akuakultur [1,2]. Ikan ini telah diperkenalkan ke Asia Tenggara pada awal tahun delapan puluhan dan budaya
menyebar dengan cepat karena laju pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan dengan spesies lele lokal [3,4,5]. Mereka
umumnya dikenal sebagai Lele Afrika Utara dalam bahasa Inggris, Afrika keli di Malaysia dan Indonesia [6]. Meskipun
popularitas ikan ini, produksi benih masih tidak konsisten karena kelangsungan hidup larva yang rendah terutama pada awal
tahap larva [2,4]. Kendala ini masih ada meskipun protokol untuk pemijahan terkontrol dan pemeliharaan larva C.
gariepinus telah [2,4,6,7] didirikan.