2. Children’s participation: brief

2. Children’s participation: brief reflection

In certain Northern European countries, some municipalities use different forms of consulting children and youths, who are asked to speak out their political points of view and, in this manner, influence the social processes of making politics. These consultation procedures include youth councils, youth parliaments, youth political organisations, NGOs, student associations and youth newspapers. However, many criticisms are made of some of these procedures, especially of childhood councils, that range from the difficulty in recognising and admitting the voice of children, as adults carry out the project and take their voice to the local power, to the fact that mass media do not consider children’s collaboration in this area worthwhile (Koebel, 2001). Many defend that the majority of these experiments are seen as news forms of democracy (participatory democracy), though they use a traditional model of representative democracy and an adult model, which leads to a decrease of citizen responsibility and interest, particularly of children.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

2. anak partisipasi: singkat refleksiDi negara-negara Eropa Utara tertentu, beberapa kotamadya menggunakan berbagai bentuk konsultasi anak-anak dan pemuda, yang diminta untuk berbicara keluar mereka pandang politik, dan dengan cara ini, pengaruh sosial proses pembuatan politik. Prosedur konsultasi ini termasuk Dewan pemuda, pemuda Parlemen, pemuda organisasi politik, LSM, Perhimpunan siswa dan Surat Kabar pemuda. Namun, banyak kritik yang terbuat dari beberapa prosedur ini, terutama dari masa kanak-kanak Dewan, yang berkisar dari kesulitan dalam mengenali dan mengakui suara anak-anak, orang dewasa melaksanakan proyek dan mengambil suara mereka untuk kekuatan lokal, fakta bahwa media massa tidak menganggap kolaborasi anak-anak di daerah ini berharga (Koebel, 2001). Banyak mempertahankan bahwa mayoritas dari percobaan ini dipandang sebagai bentuk Berita demokrasi (Partisipator demokrasi), meskipun mereka menggunakan model tradisional demokrasi perwakilan dan model yang dewasa, yang mengarah ke penurunan tanggung jawab warga negara dan kepentingan, terutama anak-anak.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Partisipasi 2. Anak: refleksi singkat

Di negara-negara Eropa Utara tertentu, beberapa kota menggunakan berbagai bentuk anak konsultasi dan pemuda, yang diminta untuk berbicara poin politik mereka pandang dan, dengan cara ini, mempengaruhi proses sosial membuat politik. Proses konsultasi ini termasuk dewan pemuda, parlemen pemuda, organisasi politik pemuda, LSM, asosiasi mahasiswa dan koran pemuda. Namun, banyak kritik yang terbuat dari beberapa prosedur ini, terutama dari dewan masa kanak-kanak, yang berkisar dari kesulitan dalam mengenali dan mengakui suara anak-anak, orang dewasa melaksanakan proyek dan mengambil suara mereka ke kekuasaan lokal, fakta bahwa Media massa tidak menganggap kolaborasi anak-anak di daerah ini berharga (Koebel, 2001). Banyak membela bahwa mayoritas eksperimen ini dilihat sebagai bentuk berita demokrasi (demokrasi partisipatif), meskipun mereka menggunakan model tradisional demokrasi perwakilan dan model dewasa, yang menyebabkan penurunan tanggung jawab warga negara dan kepentingan, terutama anak-anak.