Silent TearsWinter couldn't have be

Silent Tears
Winter couldn't have been more harsh, and the
weather didn't look well for the students of
Kaimei High. Coldness passed through the walls
and into the rooms of the school, chilling the air
all over. There was heating in the school,
though, but for some odd reason, the more they
turned up the heat, the colder Yusuke felt. It was
a strange sensation, he noted to himself. Beside
him, Switch was typing away at his new game,
and Himeko was chewing on her pelocan.
It had been four months since the start of the
new semester, and in January, too. Agata had
graduated the previous semester, and visiting the
student counsel room seemed more meaningless
every time he went. Of course, it just wasn't the
same without the snickering president of the
student counsel, and even more, the lack of him
being there was eating away at him. Badly. He'd
make an excuse to go visit the student counsel
room for the new president, Tsubaki, but every
single time he glanced at the empty desk in the
back of the room, he felt this sensation of
longing.
But he'd excuse himself and go back to the club
room, where he would bury himself in misery,
crying silent tears when no one was looking.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

air mata diam
musim dingin tidak mungkin lebih keras, dan cuaca
tidak terlihat baik untuk mahasiswa
Kaimei tinggi. dingin melewati dinding
dan ke kamar sekolah, dingin udara
seluruh. ada pemanas di sekolah,
sekalipun, tetapi untuk beberapa alasan aneh, semakin mereka
muncul panas, dingin Yusuke terasa. itu
sensasi yang aneh, katanya pada dirinya sendiri.
samping dia,Saklar mengetik di permainan barunya,
dan Himeko sedang mengunyah pelocan nya.
sudah empat bulan sejak awal
semester baru, dan pada bulan Januari, juga. agata telah lulus
semester sebelumnya, dan mengunjungi ruang penasihat mahasiswa

tampak lebih berarti setiap kali ia pergi. Tentu saja, hal itu tidak
sama tanpa presiden tertawa-tawa dari nasihat mahasiswa
, dan bahkan lebih,kurangnya dia
yang ada telah menggerogoti dirinya. buruk. dia
membuat alasan untuk pergi mengunjungi nasihat mahasiswa
ruang bagi presiden baru, Tsubaki, tapi setiap
kali ia melirik meja kosong di
belakang ruangan, ia merasa sensasi ini
kerinduan.
tapi ia mohon diri dan kembali ke klub
ruangan, di mana ia akan mengubur dirinya dalam kesengsaraan,
menangis karena diam ketika tidak ada yang melihat.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Air mata diam
musim dingin tidak mungkin lebih keras, dan
cuaca tidak terlihat baik untuk siswa
Kaimei tinggi. Dingin melewati dinding
dan ke kamar sekolah, dingin udara
seluruh. Ada pemanas di dalam sekolah,
sekalipun, tetapi untuk beberapa alasan aneh, semakin mereka
muncul panas, dingin Yusuke merasa. Itu
sensasi yang aneh, katanya kepada dirinya sendiri. Selain
, Beralih adalah mengetik di permainan baru,
dan Himeko mengunyah pada nya pelocan.
sudah empat bulan sejak awal
semester baru, dan pada bulan Januari, terlalu. Agata telah
lulus semester sebelumnya, dan mengunjungi
mahasiswa nasihat kamar tampak lebih berarti
setiap kali dia pergi. Tentu saja, itu hanya tidak
sama tanpa Presiden snickering
mahasiswa nasihat, dan bahkan lebih, kurangnya dia
sedang ada menggerogoti kepadanya. Buruk. Ia akan
membuat alasan untuk pergi mengunjungi siswa nasihat
ruang untuk Presiden baru, Tsubaki, tapi setiap
tunggal waktu Dia melirik meja kosong di
belakang Kamar, ia merasakan sensasi ini
kerinduan.
tetapi dia akan alasan dirinya dan kembali ke klub
Kamar, dimana ia akan mengubur dirinya dalam kesengsaraan,
menangis air mata diam ketika tidak melihat.