As we saw in Section 6.2, a typical

As we saw in Section 6.2, a typical response is for the government to fix the exchange rate at its former (and now overvalued) level—that is, to subsidize the price of foreign currencies. Loans made when the terms of trade improved are now doubly risky; first, because the terms of trade have declined and, second, because the government is maintaining an overvalued currenc, further reducing the nation’s net inflow of foreign currency. The deterioration in the trade balance usually results in added government borrowing. Capital flight exacerbates this problem, as residents recognize the country’s deteriorating economic situation. To summarize, a terms-of-trade risk can be exacerbated if the government tries to avoid the necessary drop in the standard of living when he terms of trade decline by maintaining the old and now-overvalued exchange rate. In reality, of course, this element of country risk is a political risk. The goverment is attempting by political menas to hold off the necessary economic adjustments to the country’s changed wealth position.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Seperti yang kita lihat dalam Bagian 6.2, respon khas bagi pemerintah untuk memperbaiki nilai tukar pada tingkat-yang-nya mantan (dan sekarang overvalued), untuk mensubsidi harga mata uang asing. Pinjaman dibuat ketika kondisi perdagangan ditingkatkan sekarang ganda berisiko; pertama, karena kondisi perdagangan telah menurun dan, kedua, karena pemerintah adalah menjaga currenc terlalu tinggi, lebih lanjut mengurangi arus masuk bersih bangsa mata uang asing. Memburuknya neraca perdagangan biasanya menghasilkan menambahkan pinjaman pemerintah. pelarian modal memperburuk masalah ini, sebagai warga mengenali situasi ekonomi yang memburuk di negara itu.

Untuk meringkas, risiko hal-of-trade dapat diperburuk jika pemerintah mencoba untuk menghindari penurunan yang diperlukan dalam standar hidup ketika ia segi penurunan perdagangan dengan menjaga nilai tukar tua dan sekarang-yang terlalu tinggi. Pada kenyataannya, tentu saja, elemen ini risiko negara adalah risiko politik. pemerintah yang berupaya oleh mas politik untuk menahan penyesuaian ekonomi yang diperlukan untuk posisi kekayaan berubah negara.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Seperti yang kita lihat di bagian 6,2, respon yang khas adalah bagi pemerintah untuk memperbaiki nilai tukar pada mantan (dan sekarang overvalued) tingkat-yaitu, untuk mensubsidi harga mata uang asing. Pinjaman yang dibuat ketika persyaratan perdagangan meningkat sekarang dua kali lipat berisiko; pertama, karena persyaratan perdagangan telah menurun dan, kedua, karena pemerintah mempertahankan currenc yang terlalu dihargai, mengurangi lebih lanjut bangsa bersih arus masuk mata uang asing. Penurunan neraca perdagangan biasanya menghasilkan pinjaman pemerintah tambahan. Penerbangan modal memperburuk masalah ini, sebagai penduduk mengakui situasi ekonomi negara yang memburuk.

Untuk meringkas, syarat-of-risiko perdagangan dapat diperburuk jika pemerintah mencoba untuk menghindari penurunan yang diperlukan dalam standar hidup ketika ia persyaratan penurunan perdagangan dengan mempertahankan yang lama dan sekarang-nilai tukar yang terlalu dihargai. Pada kenyataannya, tentu saja, unsur risiko negara ini adalah risiko politik. Pemerintah berupaya dengan menas politik untuk menunda penyesuaian ekonomi yang diperlukan terhadap posisi kekayaan yang berubah di negara itu.