C. SITE DISTRIBUTIONProvided a data

C. SITE DISTRIBUTION
Provided a database has geographical information (i.e., the latitude and longitude of the entry), then the entries can be placed on a GIS.Thus a shipwreck database can be created quite simply and information relating to each shipwreck is associated with the location (see Figure 7.8).The GIS can also be structured so that when one zooms into a position, gradually increasing the scale, the site can be seen and proceeding deeper into the site it is
possible to see the individual artifacts. In theory the database could be structured starting on a map of the world and ending up examining an artifact on a site.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

C. SITUS DISTRIBUSIMenyediakan database memiliki informasi geografis (yaitu, lintang dan bujur entri), kemudian entri dapat ditempatkan pada GIS. Dengan demikian database kapal karam dapat dibuat cukup sederhana dan informasi yang terkait dengan setiap kapal karam dikaitkan dengan lokasi (Lihat gambar 7,8). GIS dapat juga terstruktur sehingga ketika salah satu zoom ke posisi, secara bertahap meningkatkan skala, situs dapat dilihat dan melanjutkan lebih dalam ke dalam situs ini adalah mungkin untuk melihat artefak individu. Dalam teori database dapat mulai terstruktur pada peta dunia dan berakhir memeriksa artefak di situs.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

C. DISTRIBUSI SITUS
Disediakan database memiliki informasi geografis (yaitu, garis lintang dan bujur entri), maka entri dapat ditempatkan pada GIS.Thus database kapal karam dapat dibuat cukup sederhana dan informasi yang berkaitan dengan masing-masing kapal karam terkait dengan lokasi (lihat Gambar 7.8) an GIS juga dapat terstruktur sehingga ketika salah satu membesarkan ke posisi, secara bertahap meningkatkan skala, situs dapat dilihat dan melanjutkan lebih dalam ke situs itu adalah
mungkin untuk melihat artefak individu. Secara teori database dapat terstruktur mulai pada peta dunia dan berakhir memeriksa artefak di situs.