“Shiiiiiiin!!”“Giraaaaad!!”Against

“Shiiiiiiin!!”

“Giraaaaad!!”

Against the blow coming from over Shin’s head, Girard answered by thrusting his right hand straightforward. Sparks and a buzz sound were produced when the weapons clashed.

With a high-pitched metallic sound, cracks ran through the ground around the position where the two people stood. The earth was split, due to the energy from the clash.

“Kuku, still as good as usual.”

“Hah, this is nothing for me to stop the blow.”

With a grinding sound, while praising each other as their weapons met, the grins that appeared on their faces could be called fierce.

The duel had become a state where they couldn’t go easy on each other, because the higher the ability of both of them; just a trivial blow might prove fatal.

However, at this time now, Shin and Girard were both convinced that the other would not die from a lucky shot.

There was no reasoning there. They just knew.

――――This guy(Girard) won’t fall by such an attack!!

――――I can’t defeat this guy(Shin) with just this level!!

The weapons were repelled and they took some distance again.

Shin took a stance with his katana, and waited for Girard. Those fangs, if only he could pierce through them.

Girard, who prepared his stance with one leg bent in front and the other extending behind him, calmly overflowed with fighting spirit. As long as he used his own technique, he could receive it with his own body.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

"Shiiiiiiin!!""Giraaaaad!!"Terhadap pukulan dari Shin kepala, Girard dijawab oleh menyodorkan tangan kanan-Nya langsung. Sparks dan buzz suara yang dihasilkan ketika bentrok senjata.Dengan logam suara bernada tinggi, retak berlari melalui tanah di sekitar posisi dimana dua orang berdiri. Bumi terpecah, karena energi dari bentrokan."Kuku, masih baik seperti biasa.""Hah, ini adalah apa-apa bagi saya untuk menghentikan pukulan."Dengan suara grinding, sementara memuji satu sama lain sebagai senjata mereka bertemu, nyengir yang muncul di wajah mereka bisa disebut sengit.Duel telah menjadi sebuah negara di mana mereka tidak bisa pergi mudah pada satu sama lain, karena semakin tinggi kemampuan keduanya; pukulan yang sepele bisa berakibat fatal.Namun, pada saat ini sekarang, Shin dan Girard keduanya yakin bahwa yang lain tidak akan mati dari tembakan beruntung.Ada tidak ada penalaran. Mereka hanya tahu.―――This guy(Girard) tidak akan jatuh oleh serangan seperti!!―――I tidak dapat mengalahkan ini guy(Shin) dengan hanya tingkat!!Senjata yang ditolak dan mereka mengambil jarak beberapa lagi.Shin mengambil sikap dengan katana nya, dan menunggu Girard. Taring mereka, kalau saja ia bisa menembus melalui mereka.Girard, yang disiapkan sikap dengan satu kaki di depan membungkuk dan lainnya memperluas belakangnya, tenang meluap dengan semangat juang. Selama ia digunakan teknik-nya sendiri, ia bisa menerima dengan tubuhnya sendiri.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

"Shiiiiiiin !!"

"Giraaaaad !!"

Terhadap pukulan yang datang dari atas kepala Shin, Girard menjawab dengan menyodorkan tangan kanannya langsung. Sparks dan suara dengungan yang dihasilkan ketika senjata bentrok.

Dengan suara logam bernada tinggi, retak berlari melalui tanah di sekitar posisi di mana dua orang berdiri. Bumi terpecah, karena energi dari bentrokan itu.

"Kuku, masih baik seperti biasa."

"Hah, ini tidak ada bagi saya untuk berhenti pukulan."

Dengan suara grinding, sementara memuji satu sama lain sebagai senjata mereka bertemu , nyengir yang muncul di wajah mereka bisa disebut sengit.

duel telah menjadi negara di mana mereka tidak bisa pergi mudah pada satu sama lain, karena semakin tinggi kemampuan keduanya; hanya pukulan sepele mungkin berakibat fatal.

Namun, saat ini sekarang, Shin dan Girard berdua yakin bahwa yang lain tidak akan mati dari tembakan beruntung.

Tidak ada alasan ada. Mereka hanya tahu.

---- Orang ini (Girard) tidak akan jatuh oleh serangan seperti itu !!

---- saya tidak bisa mengalahkan orang ini (Shin) dengan hanya tingkat ini !!

Senjata-senjata itu ditolak dan mereka mengambil beberapa jarak lagi.

Shin mengambil sikap dengan katana-nya, dan menunggu untuk Girard. Mereka taring, kalau saja dia bisa menembus melalui mereka.

Girard, yang disiapkan pendiriannya dengan satu ditekuk kaki di depan dan yang lainnya memperluas belakangnya, dengan tenang meluap dengan semangat juang. Selama ia menggunakan teknik sendiri, ia bisa menerimanya dengan tubuhnya sendiri.