2.2.1 Locutionary Act In Austin (19

2.2.1 Locutionary Act
In Austin (1962: 95), a locutionary act is the basic act of speaking, which itself consists of three related sub-acts:
(i) a phonic act of producing an utterance-inscription;
(ii) a phatic act of composing a particular linguistic expression in a particular language; and
(iii) a rhetic act of contextualizing the utterance-inscription.
The first of these three sub-acts is concerned with the physical act of producing a certain sequence of vocal sounds (in the case of spoken language), or a set of written symbols (in the case of written language). The second refers to the act of constructing a well-formed string of sounds/symbols (a word, phrase, or sentence in a particular language). The third sub-act is responsible for tasks such as assigning reference, resolving deixis, and disambiguating the utterance-inscription lexically and/ or grammatically.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

2.2.1 undang-undang locutionary Di Austin (1962:95), sebuah tindakan yang locutionary adalah undang-undang dasar berbicara, yang itu sendiri terdiri dari tiga tindakan sub terkait: (i) suatu tindakan Wi memproduksi ucapan-prasasti; (ii) undang-undang phatic menyusun ekspresi linguistik yang tertentu dalam bahasa tertentu; dan (iii) rhetic tindakan contextualizing prasasti ucapan. Yang pertama dari tindakan ini tiga sub berkaitan dengan tindakan fisik menghasilkan urutan tertentu suara vokal (dalam kasus bahasa lisan), atau seperangkat simbol-simbol yang ditulis (dalam kasus bahasa tertulis). Contoh kedua merujuk kepada tindakan membangun serangkaian well-formed suara/simbol (kata, frase, atau kalimat dalam bahasa tertentu). Sub bertindak ketiga bertanggung jawab untuk tugas-tugas menetapkan referensi, menyelesaikan deixis dan membedakan prasasti ucapan secara leksikal dan / atau tata bahasa.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

2.2.1 Locutionary Act
Di Austin (1962: 95), tindakan locutionary adalah tindakan dasar berbicara, yang sendiri terdiri dari tiga sub-tindakan terkait:
(i) tindakan phonic menghasilkan ucapan-prasasti;
(ii) tindakan phatic menyusun ekspresi linguistik tertentu dalam bahasa tertentu; dan
(iii) tindakan rhetic dari mengontekstualisasikan ucapan-prasasti.
Yang pertama dari tiga sub-tindakan berkaitan dengan tindakan fisik menghasilkan urutan tertentu suara vokal (dalam kasus bahasa lisan), atau satu set ditulis simbol (dalam kasus bahasa tertulis). Kedua mengacu pada tindakan membangun string yang dibentuk dari suara / simbol (kata, frase, atau kalimat dalam bahasa tertentu). Sub-babak ketiga bertanggung jawab untuk tugas-tugas seperti menugaskan referensi, menyelesaikan deixis, dan disambiguating ucapan-prasasti leksikal dan / atau tata bahasa.