Prince Diponegoro started a fierce

Prince Diponegoro started a fierce geurilla war and it was not until 1827 that the Duch army gained the upper hand. In 1830, after prince Diponegoro was tricked into entering Dutch custody near Magelang believing he was there for negotiations for a possibel cease-fire, and exiled to Manado on the island of Sulawesi. In this war, The Dutch colony lost not less than 15.000 soldiers and spent more than 20 millions Gulden, while Diponegoro lost 200.000 soldiers

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Pangeran Diponegoro memulai perang sengit geurilla dan itu tidak sampai 1827 bahwa tentara Duch memperoleh tangan atas. Tahun 1830, setelah Pangeran Diponegoro adalah tertipu untuk memasukkan tahanan Belanda di Magelang percaya dia ada di sana untuk negosiasi untuk dapat gencatan senjata, dan diasingkan ke Manado di pulau Sulawesi. Dalam perang ini, koloni Belanda kehilangan tidak kurang dari 15.000 tentara dan menghabiskan lebih dari 20 juta Gulden, sementara Diponegoro kehilangan 200.000 tentara

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Pangeran Diponegoro memulai perang geurilla sengit dan tidak sampai 1827 bahwa tentara Duch memperoleh tangan atas. Pada tahun 1830, setelah pangeran Diponegoro tertipu untuk masuk tahanan Belanda di dekat Magelang percaya dia ada di sana untuk negosiasi untuk possibel gencatan senjata, dan diasingkan ke Manado di pulau Sulawesi. Dalam perang ini, The jajahan Belanda hilang tidak kurang dari 15.000 tentara dan menghabiskan lebih dari 20 juta Gulden, sementara Diponegoro kehilangan 200.000 tentara