“You’ll have to walk in alone, and

“You’ll have to walk in alone, and that’s when most people get to show off the most, walking up that fake red carpet.”
I shrugged. I wasn’t really interested in getting my picture in the newspaper.
“Maybe next year we’ll all go together,” Lisa said a moment later, her voice a little wispy. “I’ve been talking to Colin Parsons off and on.”
“Have you?”
“He’s been busy with work and everything, but he said he would like to take me out if he can ever get back to Texas.”
“The two of you must have really hit it off at the wedding.”
“I didn’t think so at first.” Lisa stood back a little, assessing my eye shadow. Then she moved forward, pressing her brush to my eye again. “But then he started texting me like a month ago.”
“Just be careful, Lisa. He’s an actor. And if he’s anything like Miles…”
“Things are going well between you and Miles, aren’t they?”
It depends on your definition of well.
“They’re fine,” I said, even as I found myself wondering if I was lying, or just deluding myself.
“He adores you,” Lisa said softly. “I almost cried at your wedding when you froze up and he went over there to bring you down the aisle. That was probably the most romantic thing I’ve ever seen.”
“You think so?”
“Definitely. I hope the guy I marry would be inclined to act that way. But I’ll probably end up marrying the kind of man who’d just get pissed and storm off.”
“I doubt it. If he loves you enough to ask you to marry him, he’ll already know he has to be extremely patient with you.”
“Gee, thanks,” Lisa grunted, but she was smiling when I opened my eyes. “But, seriously, I can’t tell you how happy I am for you, Riley. I kind of knew you’d be the first to get married between the two of us. But I’m thrilled you find a good guy like Miles.”
“I never believed myself I’d get a guy like him,” I admitted. But, again, I still wasn’t sure he was really mine.
My phone buzzed, the new smartphone Miles got for me when we were first married. A text informed me that the limo Joan had arranged was here.
“Time to go.”
I stood and brushed my hands over my skirt, straightening it around my hips. Lisa took my arms and led me over to the full length mirror.
“His eyes are going to pop out of his head when he sees you.”
I stared at my reflection, shocked at how amazing I really did look. I’m not a self-centered person—far from it—but even I couldn’t find a flaw with what I saw. The dress flowed perfectly over my body, showing off the good things and hiding the bad. Lisa pinned my hair up in a fancy French knot that framed my face just right, making my normally nondescript eyes pop. And the makeup was so well done that it might have been done by a professional.
“Lisa, you are a miracle worker.”
“It’s easy when I have such a palette to work with.”
Tears burst into my eyes and I turned to hug her. “I wish you were coming.”
“Next year.”
She pushed me back and pressed a tissue to the bottom of my eye to keep the tears from spilling. “Don’t mess up all my hard work now.” She touched my chin lightly. “Remember every detail so you can tell me about it tomorrow.”
“I will.”
“And have a good time.”
I nodded, but as I rode in the back of the limo all by myself, I knew that a lot of what happened tonight would depend on Miles. We hadn’t been out in public together since his mother died. There hadn’t been any dinner parties, no meetings with clients that required socializing. I wasn’t sure if that was because he was still catching up from the time we’d been away, or if he’d just chosen not to include me. So this would be our first appearance in a month.
I was as nervous as though it was our first.
We reached the hotel where the party was being held in just a few minutes, but the line of cars waiting to unload their passengers was impossibly long. I think we sat there for half an hour. I wanted to text Miles, to find out if he was already waiting inside for me, or if I’d have to mingle alone for a period of time. I’d never done that before and the prospect made me glad I chose not to eat before getting dressed this evening.
When the car finally pulled up to the red carpet, I could see the crowd of reporters gathered along the edges. It was almost like a Hollywood premiere, just on a much smaller scale. This was Waco’s claim to fame, outside of our pretty awesome college football team. News outlets from all over Texas were here to cover the event. However, they looked bored at the moment. I was pretty confident they would remain that way as I climbed out of the car.
I was wrong.
“Over here, Mrs. Thorn.”
“Could you turn this way, Mrs. Thorn?”
“Why didn’t you and Miles come together, Mrs. Thorn?”
“Is there trouble in paradise?”
“How is Miles holding up after the death of his mother?”
The questions came at me from every direction. I didn’t know which way to focus, so I just kept my eyes on the entrance to the hotel and tried not to trip over my own toes.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

"Anda harus berjalan sendirian, dan saat itulah kebanyakan orang untuk memamerkan paling, berjalan karpet merah palsu."
Aku mengangkat bahu. Aku tidak benar-benar tertarik untuk mendapatkan gambar saya di koran.
"Mungkin tahun depan kita semua akan pergi bersama-sama," kata Lisa sesaat kemudian, suaranya tipis sedikit. "Saya sudah bicara dengan Colin Parsons dan."
"Apakah Anda?"
"Dia sudah sibuk dengan pekerjaan dan segala sesuatu, tetapi ia mengatakan ia ingin mengambil saya keluar jika ia pernah bisa kembali ke Texas."
"The Anda berdua harus memiliki benar-benar cocok di pesta pernikahan. "
" saya tidak berpikir begitu pada awalnya. "Lisa berdiri kembali sedikit, menilai eye shadow saya. Kemudian ia pindah ke depan, menekan kuasnya ke mata saya lagi. "Tapi kemudian dia mulai SMS saya seperti sebulan yang lalu."
"Hanya hati-hati, Lisa. Dia aktor. Dan jika dia sesuatu seperti Miles ... "
" Semuanya berjalan baik antara Anda dan Miles, bukan? "
Hal ini tergantung pada definisi Anda dengan baik.
" Mereka baik-baik saja, "kataku, bahkan saat saya menemukan diri saya bertanya-tanya apakah saya berbohong, atau hanya menipu diri sendiri.
"Dia mencintaimu," kata Lisa lirih. "Aku hampir menangis di pernikahan Anda ketika Anda membeku dan ia pergi ke sana untuk membawa Anda menyusuri lorong. Itu mungkin hal yang paling romantis yang pernah saya lihat. "
" Menurutmu begitu? "
" Pasti. Saya berharap orang saya menikah akan cenderung untuk bertindak seperti itu. Tapi aku mungkin akan berakhir menikah jenis orang yang hanya akan mendapatkan marah dan menyerbu off. "
" Saya ragu itu. Jika ia mencintai Anda cukup untuk meminta Anda untuk menikah dengannya, dia sudah akan tahu dia harus sangat sabar dengan Anda. "
" Wah, terima kasih, "Lisa mendengus, tapi dia tersenyum ketika saya membuka mata saya. "Tapi, serius, saya tidak bisa mengatakan betapa bahagianya saya untuk Anda, Riley. Aku agak tahu kau akan menjadi yang pertama untuk menikah antara kami berdua. Tapi aku senang Anda menemukan orang baik seperti Miles. "
" Aku tidak pernah percaya diri saya akan mendapatkan orang seperti dia, "aku mengakui. Tapi, sekali lagi, saya masih tidak yakin dia benar-benar milikku.
Telepon saya berdengung, smartphone baru Miles punya untuk saya ketika kami pertama kali menikah. Sebuah teks memberitahu saya bahwa limo Joan telah mengatur di sini.
"Waktu untuk pergi."
Aku berdiri dan menggosok tangan saya di atas rok saya, meluruskan sekitar pinggul saya. Lisa mengambil tangan saya dan membawa saya ke cermin panjang penuh.
"Matanya akan pop keluar dari kepalanya ketika dia melihat Anda."
Aku menatap bayanganku, terkejut melihat betapa menakjubkan aku benar-benar terlihat. Aku bukan egois orang-jauh dari itu-tapi bahkan aku tidak bisa menemukan cacat dengan apa yang saya lihat. Gaun mengalir sempurna di atas tubuh saya, memamerkan hal-hal yang baik dan menyembunyikan buruk. Lisa disematkan rambut saya di simpul Prancis mewah yang membingkai wajah saya tepat, membuat mata biasanya mencolok saya pop. Dan makeup yang dilakukan dengan baik sehingga mungkin telah dilakukan oleh seorang profesional.
"Lisa, Anda adalah mukjizat."
"Sangat mudah ketika saya memiliki palet tersebut untuk bekerja dengan."
Air mata meledak ke mata saya dan saya berpaling ke memeluknya. "Saya berharap Anda datang."
"Tahun depan."
Dia mendorong saya kembali dan menekan tisu untuk bagian bawah mata saya untuk menjaga air mata tumpah. "Jangan mengacaukan semua kerja keras saya sekarang." Dia menyentuh daguku ringan. "Ingat setiap detail sehingga Anda dapat memberitahu saya tentang hal itu besok."
"Aku akan melakukannya."
"Dan memiliki waktu yang baik."
Aku mengangguk, tapi seperti yang saya naik di belakang limo semua sendiri, aku tahu bahwa banyak apa yang terjadi malam ini akan tergantung pada Miles. Kami tidak pernah keluar di depan umum bersama sejak ibunya meninggal. Ada tidak pernah ada pesta makan malam, ada pertemuan dengan klien yang diperlukan bersosialisasi. Saya tidak yakin apakah itu karena ia masih mengejar dari waktu kita telah pergi, atau jika ia baru saja memilih untuk tidak menyertakan saya. Jadi ini akan menjadi penampilan pertama kami di bulan.
Aku adalah sebagai gugup seolah-olah itu adalah pertama kami.
Kami mencapai hotel tempat pesta itu diadakan hanya dalam beberapa menit, tetapi garis mobil yang menunggu untuk membongkar penumpang mereka adalah mustahil panjang. Saya pikir kami duduk di sana selama setengah jam. Saya ingin teks Miles, untuk mengetahui apakah dia sudah menunggu di dalam untuk saya, atau jika saya harus berbaur sendiri untuk jangka waktu. Saya tidak pernah melakukan itu sebelumnya dan prospek membuat saya senang saya memilih untuk tidak makan sebelum berpakaian malam ini.
Ketika mobil akhirnya ditarik ke karpet merah, aku bisa melihat kerumunan wartawan yang berkumpul di sepanjang tepi. Itu hampir seperti premiere Hollywood, hanya pada skala yang lebih kecil. Ini adalah klaim Waco untuk ketenaran, di luar tim sepak bola perguruan tinggi cukup mengagumkan kami. Berita outlet dari seluruh Texas berada di sini untuk meliput acara tersebut. Namun, mereka tampak bosan pada saat ini. Aku cukup yakin mereka akan tetap seperti itu karena saya turun dari mobil.
Aku salah.
"Di sini, Mrs. Thorn."
"Bisakah Anda mengubah cara ini, Mrs. Thorn?"
"Mengapa tidak Anda dan Miles datang bersama-sama, Mrs. Thorn? "
" Apakah ada masalah di surga? "
" Bagaimana Miles memegang setelah kematian ibunya? "
pertanyaan-pertanyaan datang pada saya dari segala arah. Aku tidak tahu ke mana harus fokus, jadi aku hanya terus mataku pada pintu masuk ke hotel dan mencoba untuk tidak tersandung jari kaki saya sendiri.