Beberapa tahun yang lalu anak muda yang baik, diduga bernama Hans Brinker, tinggal di Haarlem, salah satu kota utama di Belanda. Ayahnya adalah seorang sluicer, seorang pria yang membuka dan menutup gerbang ek besar yang secara teratur ditempatkan di seluruh pintu masuk kanal untuk mengatur jumlah air yang mengalir ke dalamnya.<br><br>Satu sore musim gugur Hans berusia delapan tahun berangkat untuk mengunjungi seorang teman yang tinggal di negara itu di sisi lain tanggul. Di sepanjang kanal dalam perjalanan pulang, Hans mendengar suara air menetes. Dia melihat ke atas dan melihat sebuah lubang kecil di tanggul dan menyaksikan aliran kecil air yang mengalir keluar dari sana. Cepat Hans memasukkan jari gemuk di lubang dan aliran air berhenti.<br><br>Sepanjang malam dia mencolokkan lubang di tanggul, mati rasa dengan kedinginan dan ketakutan. Pada saat fajar, seorang pendeta yang kembali dari tempat tidur dari sebuah paroki yang sakit, berjalan di sepanjang puncak tanggul. Berpikir bahwa ia mendengar seseorang mengerang dia mengintip di tepi dan jauh di sisi dia melihat Hans menggelapkan dengan rasa sakit. Pendeta itu dengan cepat memanggil bantuan. Hans telah mencegah bencana banjir.<br><br>Kisah bocah yang namanya konon Hans dan kepahlawanan-nya menginspirasi, namun hal itu terjadi dalam sebuah novel yang ditulis oleh seorang pengarang Amerika.
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..