At the same time it was recognised

At the same time it was recognised that the maceral system that had been developed for coals could be applied with minor changes and extensions, to the organic matter in all post-Silurian sequences. These extensions lead to a change in name for the study of organic matter by petrological methods from coal petrology to organic petrology. This newer term also embraces coke petrology as well as the petrology of organic matter in rocks other than coal.
Vitrinite is not present in sequences that are Silurian, or older, because land plants had not yet evolved. However, the remains of graptolites and chitinozoans provide a substitute for vitrinite in rocks of Silurian, Ordovician and Middle and Upper Cambrian age. Alginite is present back into the Precambrian and where these are at low levels of maturation, fluorescence properties can be used to assess maturation levels. Additionally, many occurrences of lamalginite develop measurable reflectances and these can be used to assess maturation even if they cannot be directly correlated with vitrinite reflectance. Bitumen reflectances can also be used, so that it is possible to use organic petrology techniques for rocks of Precambrian age.
Organic petrology studies for the oil industry greatly increase the range of rank or maturity that are commonly studied. The coal industry is still dominated by production of coals of bituminous rank although coals of higher and lower rank are also mined. Even within this rank range, the coal industry is dominated by coals of medium to low bituminous rank. By contrast, many studies for petroleum span a range from low rank brown coals to meta- anthracite. The development of exploration for shale gas has placed a marked emphasis on exploration of sedimentary sections lying within the anthracitic range of rank.
Extension of the techniques to oil industry studies has resulted in a need to develop the techniques to cope with a much greater range of vitrinite types and to treat a very wide range of rank as a normal outcome. It has also lead to a greater understanding of the three dimensional distribution of rank within sedimentary basins. Modelling of maturation, has also lead to an understanding of the timing of coalification. Techniques such as apatite fission track analysis (AFTA) provide directly determined data on the timing of some specific temperature markers. Integration of various types of data has also become extremely important.
2.3 PETROGRAPHIC COMPOSITION OF ORGANIC MATTER 2.3.1 TYPE
Type is determined by the vegetation and the nature of plant, and to a lesser extent animal material contributed to the sediment and to the extent of early diagenetic alteration. This early digenetic alteration has been most intensively studied in relation to peat. Organic matter type is described in terms of the entities that can be distinguished with an optical microscope.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Pada saat yang sama itu diakui bahwa sistem maceral yang telah dikembangkan untuk batubara dapat diterapkan dengan perubahan kecil dan ekstensi, bahan organik dalam semua pasca Siluria urutan. Ekstensi ini mengakibatkan perubahan nama untuk studi bahan organik dengan metode mineralogis dari batubara Petrologi untuk Petrologi organik. Istilah baru ini juga meliputi coke Petrologi serta Petrologi bahan organik dalam batuan selain batubara.Reflektansi ini tidak hadir dalam urutan yang Silurian, atau lebih tua, karena tanah tanaman tidak belum berevolusi. Namun, sisa-sisa graptolites dan chitinozoans menyediakan pengganti reflektansi di rocks Siluria, Ordovisium dan menengah dan atas Cambrian usia. Alginite hadir kembali ke Prakambrium dan mana ini berada di tingkat rendah pematangan, sifat fluoresensi dapat digunakan untuk menilai tingkat pematangan. Selain itu, banyak kejadian dari lamalginite berkembang terukur reflectances dan ini dapat digunakan untuk menilai pematangan bahkan jika mereka tidak secara langsung berkorelasi dengan reflektansi reflektansi. Aspal reflectances juga dapat digunakan, sehingga dimungkinkan untuk menggunakan teknik Petrologi organik untuk batu-batu zaman Prakambrium.Organik Petrologi studi untuk industri minyak sangat meningkatkan jangkauan peringkat atau kedewasaan yang biasanya dipelajari. Industri batubara masih didominasi oleh produksi batubara bituminus peringkat meskipun bara peringkat lebih tinggi dan lebih rendah juga ditambang. Bahkan dalam kisaran ini peringkat, industri batubara didominasi oleh batubara bituminus peringkat rendah yang sedang. Sebaliknya, banyak studi untuk Perminyakan rentang berkisar dari rendah peringkat brown batubara untuk meta-antrasit. Pengembangan eksplorasi shale gas telah menempatkan penekanan yang ditandai pada eksplorasi sedimen bagian berbaring dalam kisaran anthracitic peringkat.Perpanjangan dari teknik untuk studi industri minyak telah mengakibatkan perlu mengembangkan teknik untuk mengatasi berbagai lebih banyak jenis reflektansi dan untuk mengobati sangat berbagai peringkat sebagai hasil normal. Ada juga mengarah pada pemahaman yang lebih mendalam dari tiga dimensi distribusi peringkat dalam cekungan sedimen. Pemodelan pematangan, juga telah menyebabkan pemahaman tentang pewaktuan pembatu. Teknik seperti apatit fisi trek analisis (AFTA) memberikan data secara langsung ditentukan pada waktu beberapa penanda suhu tertentu. Integrasi dari berbagai jenis data juga menjadi sangat penting.2.3 PETROGRAFI KOMPOSISI JENIS BAHAN ORGANIK 2.3.1Jenis ditentukan oleh vegetasi dan sifat tanaman, dan lebih rendah tingkat hewan bahan berkontribusi untuk sedimen dan tingkat awal diagenetic pengubahan. Perubahan digenetic awal ini telah paling intensif dipelajari dalam kaitannya dengan gambut. Jenis bahan organik yang digambarkan dalam entitas yang dapat dibedakan dengan mikroskop optik.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Pada saat yang sama itu diakui bahwa sistem maseral yang telah dikembangkan untuk batu bara bisa diterapkan dengan perubahan kecil dan ekstensi, dengan bahan organik dalam semua urutan pasca-Silur. Ekstensi ini menyebabkan perubahan nama untuk studi bahan organik dengan metode petrologi dari petrologi batubara ke petrologi organik. Istilah baru ini juga mencakup kokas petrologi serta petrologi bahan organik dalam batuan selain batubara.
Vitrinit tidak hadir dalam urutan yang Silur, atau lebih, karena tanaman darat belum berkembang. Namun, sisa-sisa graptolit dan chitinozoans menyediakan pengganti vitrinit dalam batuan dari Silurian, Ordovician dan Tengah dan usia Atas Cambrian. Alginite hadir kembali ke Prakambrium dan di mana ini pada tingkat rendah pematangan, sifat fluoresensi dapat digunakan untuk menilai tingkat kematangan. Selain itu, banyak kejadian lamalginite mengembangkan reflectances terukur dan ini dapat digunakan untuk menilai kematangan bahkan jika mereka tidak dapat langsung berkorelasi dengan reflektansi vitrinit. Reflectances aspal juga dapat digunakan, sehingga dimungkinkan untuk menggunakan teknik petrologi organik untuk batuan usia Prakambrium.
Studi petrologi organik untuk industri minyak sangat meningkatkan jangkauan pangkat atau jatuh tempo yang biasa dipelajari. Industri batubara masih didominasi oleh produksi batubara dari peringkat bituminous meskipun bara peringkat lebih tinggi dan lebih rendah juga ditambang. Bahkan dalam kisaran peringkat ini, industri batubara didominasi oleh bara menengah ke peringkat bituminous rendah. Sebaliknya, banyak studi untuk minyak span berkisar dari peringkat rendah bara coklat untuk meta antrasit. Pengembangan eksplorasi shale gas telah menempatkan penekanan yang ditandai pada eksplorasi bagian sedimen yang berada dalam kisaran anthracitic pangkat.
Perpanjangan teknik studi industri minyak telah mengakibatkan kebutuhan untuk mengembangkan teknik untuk mengatasi berbagai jauh lebih besar dari jenis vitrinit dan untuk mengobati berbagai sangat luas peringkat sebagai hasil normal. Hal ini juga menyebabkan pemahaman yang lebih besar dari distribusi tiga dimensi dari peringkat dalam cekungan sedimen. Pemodelan pematangan, juga telah menyebabkan pemahaman tentang waktu coalification. Teknik seperti analisis apatit fisi track (AFTA) menyediakan langsung ditentukan data pada waktu beberapa penanda suhu tertentu. Integrasi berbagai jenis data juga menjadi sangat penting.
2.3 petrografi KOMPOSISI BAHAN ORGANIK 2.3.1 JENIS
Jenis ditentukan oleh vegetasi dan sifat tanaman, dan bahan batas hewan yang lebih rendah memberikan kontribusi terhadap sedimen dan sejauh awal perubahan diagenetic. Perubahan diagenesa awal ini telah paling intensif dipelajari dalam kaitannya dengan gambut. Jenis bahan organik dijelaskan dalam hal entitas yang dapat dibedakan dengan mikroskop optik.