Hasil (
Bahasa Indonesia) 1:
[Salinan]Disalin!
Peristiwa makro-politik pada akhirnya menyebabkan kejatuhan pemerintahan Soeharto pada tahun 1998 danTerakhir otokratis rezim. Birokrasi Indonesia, sekarang dibebaskan dari langsung otokratiskontrol, mampu lebih daripada mungkin sebelumnya untuk mempromosikan transparansi. Keduapengaruh besar tampaknya telah disediakan dalam praktek Barat yang ditemukanpendukung di Indonesia MOF dan MIA pejabat. Sejumlah sektor publik akuntansireformasi telah baru-baru ini terjadi di Australia, Selandia Baru dan Inggris khususnya(Van Peursem et al, 1996; Ryan, 1999; Lapsley dan Pallot, 2000; Sharma dan Lawrence,2008; Chang, 2009) dan ini akan telah "mendengar" oleh teknokrat Indonesia. SepertiReformasi ditandai dengan konversi dari tunai berbasis managerialist danakrual berbasis sistem untuk sektor publik aset akuntansi dan pelaporan.Diberikan tekanan ekonomi tersebut, dan keberadaan luar negeri alternatif, beberapaunsur-unsur dalam pemerintah Indonesia yang berusaha untuk memerlukan adopsi AAS. Ini adalahjelas ditandai oleh sebuah inisiatif MOF 1987. Sebagaimana didokumentasikan di dalamnya, yang lama tunai berbasissistem akuntansi yang diwarisi dari kekuasaan Belanda ini tampaknya tidak cukup untuk mengatasikrisis fiskal atau akan berguna bagi orang-orang yang mengelola jumlah peningkatan ekonomisumber daya yang sekarang dikendalikan oleh negara (Prawiro, 1987; Papanek, 1993). Tumbuhdemokratisasi pemerintah Indonesia, dan kompleksitas tumbuh sebagai hasilnya,membuatnya lebih sulit untuk anggaran berbasis uang dapat diterima sebagai sarana untuk akuntansisektor publik Indonesia. Prawiro (1987, ms. 10) dirinya menyatakan:
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
