Ideally ICE should possess six ‘i-c

Ideally ICE should possess six ‘i-characteristics’. Springing from the above
described ideology of educationalism, it must focus intercultural themes and examples
and reflect varying perspectives, ideologies and worldviews. Preferably it should take
adopt an interdisciplinary perspective as its point of departure. By being investigative ICE
should evoke curiosity and passion for new cultural experiences and knowledge and
assist students in dissolving their own cultural imaginaries. Study groups should be
integrated – that is, made up by both host nationals and international students. ICE
should be interactive and facilitate instructor-student and student-student communication.
This interaction can also be monitored and utilised as a pedagogical resource. As
far as possible, teaching should stress integrative views where the theory-practice
connection is present.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Idealnya es harus memiliki enam 'i-karakteristik'. Terus-menerus memancar dari atasdijelaskan ideologi dari educationalism, itu harus fokus Antarbudaya tema dan contohdan mencerminkan berbagai perspektif, ideologi, dan pandangan dunia. Sebaiknya itu harus mengambilmengadopsi perspektif interdisipliner sebagai titik keberangkatan. Dengan menjadi es investigasiharus membangkitkan rasa ingin tahu dan semangat untuk pengalaman budaya yang baru dan pengetahuan danmembantu siswa dalam melarutkan imaginaries budaya mereka sendiri. Kelompok belajar harusterintegrasi – yang dibuat oleh warga negara tuan rumah dan siswa internasional. ESharus interaktif dan memfasilitasi komunikasi instruktur-murid dan siswa-siswa.Interaksi ini dapat juga dipantau dan dimanfaatkan sebagai sumber daya pendidikan. Sebagaijauh sebanyak mungkin, pengajaran harus menekankan pandangan Integratif mana teori-praktekada koneksi.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Idealnya ICE harus memiliki enam 'i-karakteristik'. Melompat dari atas
ideologi yang dijelaskan dari educationalism, itu harus fokus tema antarbudaya dan contoh
dan mencerminkan berbagai perspektif, ideologi dan pandangan dunia. Sebaiknya harus mengambil
mengadopsi perspektif interdisipliner sebagai titik tolak. Dengan menjadi ICE investigasi
harus membangkitkan rasa ingin tahu dan semangat untuk pengalaman budaya dan pengetahuan baru dan
membantu siswa dalam melarutkan imaginaries budaya mereka sendiri. Kelompok belajar harus
terintegrasi - yaitu, dibuat oleh kedua negara tuan rumah dan siswa internasional. ICE
harus interaktif dan memfasilitasi instruktur-pelajar dan mahasiswa-mahasiswa komunikasi.
Interaksi ini juga dapat dipantau dan dimanfaatkan sebagai sumber daya pedagogis. Sebagai
sejauh mungkin, pengajaran harus menekankan pandangan integratif di mana teori-praktek
koneksi hadir.