He takes a step back and my eyes ha

He takes a step back and my eyes have adjusted enough to the darkness that I can see his face clearly now. He’s hopeful. Excited. Smiling. How can I say no to that face?
“What if I agree to just spend the day with you for right now? And we’ll go from there?”
He laughs at my suggestion, as if he thinks it’s silly that I wouldn’t want to stay the entire weekend after spending the day with him.
“That’s cute, Auburn,” he says. “But okay.”
His grin is huge when he pulls me to him. He wraps his arms around me and lifts me off the floor, squeezing the breath out of me. He sets me back down and pushes open the door. “Come on. Let’s go to Target.”
I pause. “Target?”
He smiles and adjusts his cap on my head as he pushes me out into the sunlight again. “I don’t have anything to feed you. We're going grocery shopping.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Ia mengambil langkah kembali dan mata saya telah disesuaikan cukup untuk kegelapan bahwa aku dapat melihat wajahnya dengan jelas sekarang. Dia memiliki harapan. Bersemangat. Tersenyum. Bagaimana saya bisa mengatakan tidak untuk wajah itu?"Bagaimana jika saya setuju untuk hanya menghabiskan hari dengan Anda untuk sekarang? "Dan kita akan pergi dari sana?"Dia tertawa pada saran saya, seolah-olah dia pikir itu konyol bahwa saya tidak ingin menginap seluruh akhir pekan setelah menghabiskan hari dengan dia."Itu lucu, Auburn," katanya. "Tapi Oke."Nya menyeringai sangat besar ketika ia menarik saya kepadanya. Dia membungkus lengannya di sekitar saya dan mengangkat saya dari lantai, meremas napas keluar dari saya. Dia menetapkan saya turun dan mendorong buka pintu. "Ayo. Mari kita pergi ke Target."Saya berhenti sejenak. "Target?"Dia tersenyum dan menyesuaikan nya topi pada kepala saya saat ia selalu mendorong saya keluar ke sinar matahari lagi. "Aku tidak punya apa pun untuk memberi makan Anda. Kita akan berbelanja.