Tools for thinking are necessary fo

Tools for thinking are necessary for understanding the social world, because
your experience of it and your ability to communicate that experience does not
rest solely on your senses. The social world is also interpreted through language
– as we are doing here to communicate with you about engaging critically with
the literature. The notion of ‘education’, for example, is a social construct: education
is an idea employed by convention to refer to various experiences,
activities and even the state of being of the educated person. But there is not a
one-to-one correspondence between the social world out there and people’s
interpretation of it in their minds. In common experience, different people
understand what may be the same social world in different ways using a variety
of terms to interpret and evaluate their experience. One person’s valuable educational
activities (say, opportunities for children to learn through play) may be
another person’s deplorable waste of time (if opportunities for learning through
play are interpreted as merely encouraging playing around, without learning).

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Alat untuk berpikir diperlukan untuk memahami dunia sosial, karena
pengalaman itu dan kemampuan Anda untuk berkomunikasi pengalaman yang tidak
beristirahat hanya pada indra Anda. Dunia sosial juga diartikan melalui bahasa
- seperti yang kita lakukan di sini untuk berkomunikasi dengan Anda tentang terlibat secara kritis dengan
literatur. Gagasan 'pendidikan', misalnya, adalah konstruksi sosial: pendidikan
adalah ide yang dipekerjakan oleh konvensi untuk merujuk pada berbagai pengalaman,
kegiatan, dan bahkan keadaan menjadi orang yang berpendidikan. Tapi tidak ada
korespondensi satu-ke-satu antara dunia sosial di luar sana dan orang-orang
interpretasi dalam pikiran mereka. Dalam pengalaman umum, orang yang berbeda
memahami apa mungkin dunia sosial yang sama dengan cara yang berbeda menggunakan berbagai
istilah untuk menafsirkan dan mengevaluasi pengalaman mereka. Pendidikan yang berharga satu orang
kegiatan (misalnya, kesempatan bagi anak-anak untuk belajar melalui bermain) mungkin
limbah menyedihkan orang lain waktu (jika kesempatan untuk belajar melalui
bermain ditafsirkan hanya sebagai mendorong bermain-main, tanpa belajar).