Karena karyanya dengan Makosh, kepala konstruksi kereta ditawarkan posisinya untuk Habibie setelah pensiun tiga tahun kemudian, tapi Habibie menolak.
Habibie melakukan menerima posisi dengan Messerschmitt-Bölkow- Blohm di Hamburg. Di sana, ia mengembangkan teori tentang termodinamika, konstruksi, dan aerodinamika yang dikenal sebagai Faktor Habibie, Habibie Teorema, dan Metode Habibie, masing-masing. Dia bekerja untuk Messerschmit pada pengembangan pesawat Airbus A-300B. Pada tahun 1974, ia dipromosikan menjadi wakil presiden perusahaan.
Pada tahun 1974, Soeharto meminta Habibie untuk kembali ke Indonesia sebagai bagian dari upaya Soeharto untuk mengembangkan negara. Habibie awalnya menjabat sebagai asisten khusus untuk Ibnu Sutowo, CEO perusahaan minyak negara Pertamina. Dua tahun kemudian, pada tahun 1976, Habibie dibuat Chief Executive Officer dari perusahaan milik negara baru Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN).
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..