MethodologyTo identify the degree t

Methodology
To identify the degree to which leadership influences the success of collaborative planning
practice, we examined whether specific characteristics appear to be the key success
factors in street vendor relocation in Surakarta. This case appears to be unique, as it is
influenced by strong Javanese socio-cultural values and the ‘humanist’ approach enacted
in the relocation process. Considering the single case study approach that we employed
and the uniqueness of this case, it would be difficult to construct a generalization from
this study (Burawoy, 1998; Yin, 2014). However, our analysis can offer an insight into
other governance experiences in Indonesia as well as in other developing countries that
have similar contexts. This study contributes to the notion that the leadership framework
should be developed to fit a particular socio-cultural context so as to facilitate collaborative
planning processes.
The data and information required for the analysis were gathered from newspapers
and interviews. Semi-structured interviews were conducted to acquire information
regarding the role of leaders in designing and implementing the relocation programme.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

MetodologiUntuk mengidentifikasi tingkat yang kepemimpinan mempengaruhi keberhasilan kolaboratif perencanaanpraktek, kami meneliti apakah karakteristik tertentu muncul untuk menjadi kunci suksesfaktor dalam relokasi pedagang di Surakarta. Hal ini tampaknya menjadi unik, karenadipengaruhi oleh nilai-nilai sosial-budaya Jawa yang kuat dan pendekatan 'humanis' yang diberlakukandalam proses relokasi. Mempertimbangkan pendekatan satu studi kasus yang kami bekerjadan keunikan dari kasus ini, itu akan sulit untuk membangun generalisasi daristudi ini (Burawoy, 1998; Yin, 2014). Namun, analisis kami dapat menawarkan wawasan ke dalampemerintahan lainnya mengalami di Indonesia serta negara-negara berkembang lain yangmemiliki konteks serupa. Studi ini memberikan kontribusi untuk gagasan bahwa kerangka kepemimpinanharus dikembangkan untuk sesuai dengan konteks sosial-budaya tertentu sehingga memudahkan kolaboratifproses perencanaan.Data dan informasi yang diperlukan untuk analisis telah dikumpulkan dari Surat Kabardan wawancara. Semi-terstruktur wawancara dilakukan untuk memperoleh informasimengenai peran pemimpin dalam merancang dan menerapkan program relokasi.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Metodologi
Untuk mengidentifikasi sejauh mana kepemimpinan mempengaruhi keberhasilan perencanaan kolaboratif
praktek, kami memeriksa apakah karakteristik tertentu muncul menjadi kunci sukses
faktor di PKL relokasi di Surakarta. Kasus ini tampaknya menjadi unik, seperti yang
dipengaruhi oleh nilai-nilai Jawa yang kuat sosial budaya dan pendekatan 'humanis' berlaku
dalam proses relokasi. Mengingat kasus tunggal pendekatan studi bahwa kita bekerja
dan keunikan kasus ini, akan sulit untuk membangun generalisasi dari
penelitian ini (Burawoy, 1998; Yin, 2014). Namun, analisis kami dapat menawarkan wawasan
pengalaman pemerintahan lainnya di Indonesia maupun di negara-negara berkembang lainnya yang
memiliki konteks yang sama. Penelitian ini memberikan kontribusi gagasan bahwa kerangka kepemimpinan
harus dikembangkan agar sesuai dengan konteks sosio-kultural tertentu sehingga memudahkan kolaborasi
proses perencanaan.
Data dan informasi yang diperlukan untuk analisis dikumpulkan dari koran
dan wawancara. Wawancara semi-terstruktur dilakukan untuk memperoleh informasi
mengenai peran pemimpin dalam merancang dan melaksanakan program relokasi.