Self-eficacy theory was chosen to g

Self-eficacy theory was chosen to guide this study
as it is a useful framework for conceptualizing the
likelihood of practicing health-promotion behaviors.
According to self-eficacy theory, the determinants of
health behavior include knowledge of its risks and
beneits, outcome expectations, and self-conidence
that the person can engage in health behaviors and
inluence events that affect his or her life (Bandura,
2005; Mosher, Fuemmeler, et al., 2008). Patients with
cancer who have high levels of self-eficacy may have
better psychological adjustment and may be able to
initiate self-eficacy interventions regardless of their
physical status (Kohno et al., 2010). Using self-eficacy
theory as a framework for the current study, one would
expect that a cancer survivor would be more likely to
implement health-promotion behaviors after a cancer

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Teori diri-efikasi bahan dipilih untuk panduan studi ini
karena kerangka yang berguna untuk konseptualisasi
kemungkinan mempraktekkan perilaku promosi kesehatan.
According to self-efikasi bahan teori, faktor penentu
perilaku kesehatan mencakup pengetahuan tentang risiko dan
beneits, harapan hasil, dan self-conidence
bahwa orang dapat terlibat dalam perilaku kesehatan dan
inluence peristiwa yang mempengaruhi hidupnya (Bandura,
2005; Mosher, Fuemmeler, et al., 2008). Pasien dengan
kanker yang memiliki tingkat tinggi diri-efikasi bahan mungkin memiliki
psikologis penyesuaian yang lebih baik dan dapat
memulai diri-efikasi bahan intervensi terlepas dari mereka
fisik status (Kohno et al., 2010). Menggunakan diri-efikasi bahan
teori sebagai kerangka untuk penelitian ini, satu akan
mengharapkan bahwa survivor kanker akan lebih cenderung
melaksanakan promosi kesehatan perilaku setelah kanker

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Teori Self-efikasi dipilih untuk memandu penelitian ini
karena merupakan kerangka yang berguna untuk konseptualisasi
kemungkinan berlatih perilaku promosi kesehatan.
Menurut teori efikasi diri, faktor-faktor penentu
perilaku kesehatan termasuk pengetahuan tentang risiko dan
beneits, harapan hasil, dan self-conidence
bahwa orang dapat terlibat dalam perilaku kesehatan dan
peristiwa inluence yang mempengaruhi nya hidup (Bandura,
2005; Mosher, Fuemmeler, et al, 2008.). Pasien dengan
kanker yang memiliki tingkat efikasi diri mungkin memiliki
penyesuaian psikologis yang lebih baik dan mungkin dapat
melakukan intervensi diri efikasi terlepas dari mereka
status fisik (Kohno et al., 2010). Menggunakan self-efikasi
teori sebagai kerangka kerja untuk studi saat ini, orang akan
berharap bahwa seorang penderita kanker akan lebih mungkin untuk
menerapkan perilaku promosi kesehatan setelah kanker