(1) The Indian System: It is stated in the Encyclopedia Britannica, 1911: "In India, subjection
was a cardinal principle. Day and night must women be held by their protectors in a state of
dependence says Manu. The rule of inheritance was agnatic, that is descent traced through
males to the exclusion of females." In Hindu scriptures, the description of a good wife is as
follows: "a woman whose mind, speech and body are kept in subjection, acquires high renown in
this world, and, in the next, the same abode with her husband." (Mace, Marriage East and West).
(2) The Greek System: In Athens, women were not better off than either the Indian or the
Roman women: "Athenian women were always minors, subject to some male - to their father, to
their brother, or to some of their male kin." (Allen, E. A., History of Civilization). Her consent in
marriage was not generally thought to be necessary and "she was obliged to submit to the wishes
of her parents, and receive from them her husband and her lord, even though he were stranger
to her." (Previous Source)
(3) The Roman System: A Roman wife was described by a historian as: "a babe, a minor, a
ward, a person incapable of doing or acting anything according to her own individual taste, a
person continually under the tutelage and guardianship of her husband." (Previous Source). In
Women in Islam (part 2 of 2) 1 of 8 www.
Hasil (
Bahasa Indonesia) 1:
[Salinan]Disalin!
(1 sistem India): Dinyatakan dalam Encyclopedia Britannica, 1911: "di India, ketaatanadalah prinsip Kardinal. Siang dan malam harus wanita dimiliki oleh pelindung mereka dalam keadaanketergantungan mengatakan Manu. Aturan pewarisan agnatic, yang adalah keturunan dilacak melaluiLaki-laki dengan mengesampingkan perempuan." Dalam susastra Hindu, deskripsi dari seorang istri yang baik adalah sebagaiberikut: "seorang wanita yang pikiran, pidato, dan tubuh yang disimpan dalam ketaatan, memperoleh kemasyhuran tinggi didunia ini, dan selanjutnya sama tinggal bersama suaminya. " (Gada, pernikahan Timur dan Barat).(2 sistem Yunani): Di Athena, wanita itu tidak lebih baik daripada baik India atauRomawi perempuan: "Athena wanita yang selalu anak di bawah umur, tunduk pada laki-laki beberapa - ayah mereka dengansaudara mereka, atau untuk beberapa kerabat mereka laki-laki. " (Allen, E. A., Sejarah peradaban). Persetujuan-nya diperkawinan tidak umumnya dianggap perlu dan "dia diwajibkan menyerahkan dengan keinginanorang tuanya, dan menerima dari mereka suaminya dan Tuhannya, meskipun ia adalah orang asingpadanya." (Sebelumnya sumber)(3) sistem Roman: Roman istri digambarkan oleh seorang sejarawan sebagai: "babe, kecil,Ward, orang yang tidak mampu melakukan atau bertindak apa pun sesuai selera sendiri individu,orang terus-menerus di bawah bimbingan dan perwalian suaminya." (Sumber sebelumnya). DalamPerempuan dalam Islam (Bagian 2 dari 2) 1 dari 8 www.
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..