(…) the essential of play is a rule

(…) the essential of play is a rule that becomes an affect. “An idea that has become an
effect, a concept that has turned into a passion” – this ideal of Spinoza’s finds its prototype
in play, which is the realm of spontaneity and freedom. To carry out the rule is
a source of pleasure. The rule wins because it is the strongest impulse (...) a rule is an
internal rule, i.e., a rule of inner self-restraint and self-determination (...) play gives the
child a new form of desires, i.e., teaches him to desire by relating his desires (Vygotsky,
1933/2002).

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

(…) esensial dari bermain adalah aturan yang menjadi mempengaruhi. "Ide yang telah menjadiEfek, sebuah konsep yang telah berubah menjadi gairah"-ini ideal Spinoza menemukan prototipedalam bermain, yang merupakan bidang spontanitas dan kebebasan. Untuk melaksanakan aturansumber kesenangan. Aturan menang karena itu adalah dorongan terkuat (...) aturanmemainkan peraturan internal, yaitu, aturan menahan diri batin dan penentuan nasib sendiri (...) memberikananak bentuk baru dari keinginan, yaitu, mengajarkan dia untuk keinginan by berhubungan keinginannya (Vygotsky,1933/2002).

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

(...) Yang penting dari bermain adalah aturan yang menjadi mempengaruhi. "Sebuah gagasan yang telah menjadi
efek, sebuah konsep yang telah berubah menjadi gairah" - ideal ini Spinoza menemukan prototipe
dalam bermain, yang merupakan ranah spontanitas dan kebebasan. Untuk melaksanakan aturan tersebut adalah
sumber kesenangan. Aturan menang karena dorongan terkuat (...) aturan adalah
aturan internal, yakni, aturan dalam menahan diri dan penentuan nasib sendiri (...) bermain memberikan
anak bentuk baru dari keinginan, yaitu , mengajarkan dia untuk keinginan oleh berkaitan keinginannya (Vygotsky,
1933/2002).