The risk taking measures for the 19

The risk taking measures for the 1992-2003 period of the TTCI Sector are given in Table 3. The analysis indicates that the general industry has undertaken higher risk than publicly-held companies. The highest risk undertaken was 31.54 in the period 1998-2000. According to the results of the study, the relationship between the efficiency calculated by the DEA technique and the risk taking measures is negative in some periods. It can be stated that, parallel to the reduction in efficiency, companies have used less short term resources and therefore undertaken less risks.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Risiko mengambil langkah-langkah untuk periode 1992-2003 sektor TTCI diberikan dalam tabel 3. Analisis menunjukkan bahwa industri umum telah dilakukan risiko yang lebih tinggi daripada perusahaan publik diadakan. Risiko tertinggi dilakukan 31.54 pada periode 1998-2000. Menurut hasil penelitian, hubungan antara efisiensi dihitung dengan teknik DEA dan risiko mengambil langkah-langkah negatif dalam beberapa periode. Dapat dinyatakan bahwa, sejajar dengan penurunan efisiensi, perusahaan telah menggunakan lebih sedikit sumber daya jangka pendek dan karena itu dilakukan sedikit resiko.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Risiko mengambil langkah-langkah untuk periode Sektor TTCI 1992-2003 dapat dilihat pada Tabel 3. Hasil analisis menunjukkan bahwa industri umum telah dilakukan berisiko lebih tinggi daripada perusahaan publik. Risiko tertinggi dilakukan adalah 31,54 pada periode 1998-2000. Menurut hasil penelitian, hubungan antara efisiensi dihitung dengan teknik DEA dan risiko mengambil langkah-langkah yang negatif dalam beberapa periode. Dapat dinyatakan bahwa, sejajar dengan penurunan efisiensi, perusahaan telah menggunakan sumber daya kurang jangka pendek dan karena itu dilakukan risiko kurang.