Tukel and Wasti [174] discuss probl

Tukel and Wasti [174] discuss problems for product development projects which include outsourcing of sub-projects to suppliers. The ‘‘contractual approach” assumes that the suppliers schedule their sub-projects in the first step. The second step is the scheduling of the main project, where each sub-project of a supplier is treated as a single activity with the duration corresponding to the sub-project’s makespan. The ‘‘partnership approach” is a multi-project problem setting that integrates the sub-project’s activities into the overall project network.
Vanhoucke [180] considers a project which is repeated several times. The resulting projects are represented in a super-network as described above, and the super-sink is associated with a deadline. An activity requires the same resource in each project (which is referred to as work continuity), and the objective is to minimize
the resource idle time.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Tukel dan Wasti [174] membahas masalah bagi proyek-proyek pengembangan produk yang meliputi outsourcing sub-proyek kepada pemasok. '' Pendekatan kontrak"mengasumsikan bahwa pemasok jadwal sub-proyek pada langkah pertama mereka. Langkah kedua adalah penjadwalan dari proyek utama, dimana masing-masing sub-proyek dari pemasok diperlakukan sebagai aktivitas yang satu dengan durasi sesuai dengan sub-proyek makespan. '' Kerjasama pendekatan"adalah pengaturan multi proyek masalah yang mengintegrasikan kegiatan sub-proyek ke proyek jaringan secara keseluruhan. Vanhoucke [180] menganggap sebuah proyek yang diulang beberapa kali. Proyek-proyek yang dihasilkan terwakili dalam jaringan Super seperti dijelaskan di atas, dan wastafel Super dikaitkan dengan tenggat waktu. Kegiatan membutuhkan sumber daya yang sama dalam setiap proyek (yang disebut sebagai kelanjutan kerja), dan tujuannya adalah untuk meminimalkanwaktu siaga sumber daya.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Tukel dan Wasti [174] membahas masalah untuk proyek-proyek pengembangan produk yang meliputi outsourcing sub-proyek untuk pemasok. The '' Pendekatan kontrak "mengasumsikan bahwa pemasok jadwal sub-proyek mereka pada langkah pertama. Langkah kedua adalah penjadwalan proyek utama, di mana masing-masing sub-proyek dari pemasok diperlakukan sebagai aktivitas tunggal dengan durasi sesuai dengan makespan sub-proyek. The '' Pendekatan kemitraan "adalah masalah pengaturan multi-proyek yang mengintegrasikan kegiatan sub-proyek ke dalam jaringan proyek secara keseluruhan.
Vanhoucke [180] menganggap proyek yang diulang beberapa kali. Proyek yang dihasilkan direpresentasikan dalam super-jaringan seperti dijelaskan di atas, dan super-sink dikaitkan dengan tenggat waktu. Suatu kegiatan membutuhkan sumber daya yang sama dalam setiap proyek (yang disebut sebagai kelangsungan kerja), dan tujuannya adalah untuk meminimalkan
sumber daya waktu idle.