3.1. Correlation between fluxes and

3.1. Correlation between fluxes and Cs measurements
In each landfill, fluxes were determined with SCs. In most cases,
CH4 concentration increased linearly and from 157 triplicate measurements
obtained in the three landfills, R2 values ranged from
0.90 to 0.99 with an arithmetic mean of 0.96. The coefficient of
variation (CV) between triplicate flux determinations was 36%.
Fig. 2 shows the Pearson product-moment correlation between
SC fluxes and Cs in the three landfills. In all cases, a linear correlation
between LogSC flux and LogCs was observed with an R2 from
0.69 to 0.71, which confirms that Cs can be used to measure fluxes,
as previously reported (Gonzalez-Valencia et al., 2015). The correlation
slope observed in LA of 0.68 (Fig. 2a) was significantly different
from the slopes observed in LB of 2.12 and LC of 2.91
(p < 0.001). The latter might be due to different characteristics of
the ground/atmosphere interface of the landfills. Indeed, Cs is the
result of interactions between the vacuum pump, the carpet probe
design, the ground, and the atmosphere. Therefore, the soil characteristics,
including texture, porosity, density, moisture content, but
also the weather conditions and/or the operational conditions of
the detector, may strongly influence the surface probe method.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

3.1. korelasi antara fluks dan pengukuran CsDi setiap tempat, fluks bertekad dengan SCs. Dalam kebanyakan kasus,Konsentrasi CH4 meningkat linear dan dari 157 triplicate pengukuranDiperoleh di landfill tiga, nilai-nilai R2 berkisar0,90 untuk 0,99 dengan rata-rata aritmatika 0.96. Koefisienvariasi (CV) antara penentuan triplicate fluks adalah 36%.Gambar 2 menunjukkan produk-saat Pearson korelasi antaraFluks SC dan Cs di landfill tiga. Dalam semua kasus, korelasi linearantara fluks LogSC dan LogCs diamati dengan R2 dari0,69 untuk 0,71, yang menegaskan bahwa Cs dapat digunakan untuk mengukur fluks,seperti dilaporkan sebelumnya (Gonzalez-Valencia et al., 2015). Korelasilereng diamati di LA 0,68 (Fig. 2a) adalah sangat berbedadari lereng diamati dalam LB 2.12 dan LC 2,91(p < 0.001). Yang terakhir mungkin karena karakteristik yang berbeda dariantarmuka tanah suasana landfill. Memang, Cs adalahhasil dari interaksi antara pompa vakum, probe karpetDesain, tanah, dan suasana. Oleh karena itu, karakteristik tanah,termasuk tekstur, porositas, kepadatan, kelembaban konten, tapijuga kondisi cuaca dan/atau kondisi operasionaldetektor, sangat mungkin mempengaruhi metode permukaan probe.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

3.1. Korelasi antara fluks dan pengukuran Cs
Dalam setiap TPA, fluks ditentukan dengan SCS. Dalam kebanyakan kasus,
konsentrasi CH4 meningkat secara linear dan dari 157 pengukuran rangkap tiga
yang diperoleh di tiga tempat pembuangan sampah, nilai R2 berkisar antara
0.90 ke 0.99 dengan mean aritmetik 0,96. Koefisien
variasi (CV) antara rangkap tiga penentuan fluks adalah 36%.
Gambar. 2 menunjukkan Pearson produk-moment korelasi antara
fluks SC dan Cs dalam tiga tempat pembuangan sampah. Dalam semua kasus, korelasi linear
antara fluks LogSC dan LogCs diamati dengan R2 dari
0.69 ke 0,71, yang menegaskan bahwa Cs dapat digunakan untuk mengukur fluks,
seperti dilaporkan sebelumnya (Gonzalez-Valencia et al., 2015). Korelasi
lereng diamati di LA dari 0,68 (Gambar. 2a) berbeda secara signifikan
dari lereng diamati di LB dari 2.12 dan LC dari 2,91
(p <0,001). Yang terakhir mungkin disebabkan karena karakteristik yang berbeda dari
antarmuka tanah / suasana tempat pembuangan sampah. Memang, Cs adalah
hasil dari interaksi antara pompa vakum, karpet penyelidikan
desain, tanah, dan atmosfer. Oleh karena itu, karakteristik tanah,
termasuk tekstur, porositas, densitas, kadar air, tetapi
juga kondisi cuaca dan / atau kondisi operasional
detektor, mungkin sangat mempengaruhi metode penyelidikan permukaan.