Table 4 shows the distribution of h

Table 4 shows the distribution of healthcare facilities that have been chosen by expenditure groups. 40% of the population with the lowest per capita expenditures tends to go to community health centers/ sub by the time they have health complaints. Meanwhile public and private hospitals have not been widely chosen by this group. The greater per capita expenditure, the more people utilize hospitals and doctors/ clinic. Comparing healthcare utilization across time
of 40% population with lowest expenditure, there is a decline in hospitals utilization. They prefer community health center or others to cure health complaints. This condition is likely as a result of BPJS Health implementation which spurs community health centers development. Hospitals utilization actually increased after the implementation of BPJS Health in quintile III to V. For the poor and near-poor, healthcare facilities that mostly used for outpatient is community health center

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Tabel 4 menunjukkan distribusi dari fasilitas kesehatan yang telah dipilih oleh kelompok-kelompok pengeluaran. 40% dari populasi dengan pengeluaran per kapita terendah cenderung untuk pergi ke pusat kesehatan masyarakat / sub pada saat mereka memiliki keluhan kesehatan. Sementara rumah sakit umum dan swasta tidak telah secara luas dipilih oleh kelompok ini. Pengeluaran per kapita yang lebih besar, semakin banyak orang menggunakan rumah sakit dan dokter / klinik. Membandingkan kesehatan pemanfaatan di seluruh waktu40% penduduk dengan pengeluaran terendah, ada penurunan dalam pemanfaatan rumah sakit. Mereka lebih suka pusat kesehatan masyarakat atau orang lain untuk menyembuhkan keluhan kesehatan. Kondisi ini mungkin sebagai akibat dari implementasi BPJS kesehatan yang taji kesehatan masyarakat pusat pengembangan. Pemanfaatan rumah sakit benar-benar meningkat setelah pelaksanaan BPJS kesehatan di sekelompok III untuk V. Untuk masyarakat miskin dan hampir miskin, Fasilitas kesehatan yang sebagian besar digunakan untuk pasien rawat jalan adalah pusat kesehatan masyarakat

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Tabel 4 menunjukkan distribusi fasilitas kesehatan yang telah dipilih oleh kelompok pengeluaran. 40% dari populasi dengan terendah pengeluaran per kapita cenderung untuk pergi ke kesehatan masyarakat pusat / sub pada saat mereka memiliki keluhan kesehatan. Sementara rumah sakit umum dan swasta belum banyak dipilih oleh kelompok ini. Semakin besar pengeluaran per kapita, semakin banyak orang memanfaatkan rumah sakit dan dokter / klinik. Membandingkan pemanfaatan layanan kesehatan di seluruh waktu
penduduk 40% dengan belanja termurah, ada penurunan dalam pemanfaatan rumah sakit. Mereka lebih memilih pusat kesehatan masyarakat atau orang lain untuk menyembuhkan keluhan kesehatan. Kondisi ini kemungkinan sebagai akibat dari pelaksanaan BPJS Kesehatan yang memacu pembangunan pusat kesehatan masyarakat. Pemanfaatan rumah sakit benar-benar meningkat setelah pelaksanaan BPJS Kesehatan di kuintil III V. Untuk fasilitas kesehatan masyarakat miskin dan hampir miskin, yang sebagian besar digunakan untuk rawat jalan adalah pusat kesehatan masyarakat