The apostle compares himself to the

The apostle compares himself to the racers and combatants in the Isthmian games, well known by the Corinthians. But in the Christian race all may run so as to obtain. There is the greatest encouragement, therefore, to persevere with all our strength, in this course. Those who ran in these games were kept to a spare diet. They used themselves to hardships. They practised the exercises. And those who pursue the interests of their souls, must combat hard with fleshly lusts. The body must not be suffered to rule. The apostle presses this advice on the Corinthians. He sets before himself and them the danger of yielding to fleshly desires, pampering the body, and its lusts and appetites. Holy fear of himself was needed to keep an apostle faithful: how much more is it needful for our preservation! Let us learn from hence humility and caution, and to watch against dangers which surround us while in the body.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Paulus membandingkan dirinya dengan pembalap dan pejuang dalam permainan Isthmian, dikenal oleh orang-orang Korintus. Tapi dalam lomba Kristen semua dapat dijalankan untuk mendapatkan. Ada dorongan terbesar, oleh karena itu, untuk bertekun dengan segenap kekuatanmu, dalam kursus ini. Orang-orang yang berlari dalam permainan ini dipelihara untuk diet cadangan. Mereka digunakan sendiri untuk kesulitan. Mereka berlatih latihan. Dan mereka yang mengejar kepentingan jiwa mereka, harus memerangi keras dengan nafsu kedagingan. Tubuh tidak harus menderita untuk memerintah. Rasul menekan saran ini pada jemaat Korintus. Dia menetapkan sebelum dirinya dan mereka bahaya menghasilkan kedagingan keinginan, memanjakan tubuh, dan keinginan dan selera. Ketakutan yang Kudus sendiri diperlukan untuk menjaga Rasul setia: Berapa banyak lagi itu yg diperlukan untuk pelestarian kami! Mari kita belajar dari maka kerendahan hati dan hati-hati, dan untuk menonton terhadap bahaya yang mengelilingi kita sementara dalam tubuh.