Academics and practitioners long ha

Academics and practitioners long have argued that traditional, financial-oriented per- formance measurement systems provide an incomplete view of corporate performance (Drucker 1954; American Institute of Certified Public Accountants [AICPA] 1994). The Balanced Scorecard (BSC) addresses this criticism by supplementing financial performance measures with measures from ‘‘customer-related,’’ ‘‘internal business processes,’’ and ‘‘organizational learning and growth’’ categories (Kaplan and Norton 1992). Since its introduction, the BSC has been widely adopted by commercial enterprises, non- profit organizations and government entities (Kaplan and Norton 2001).

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Akademisi dan praktisi lama berpendapat bahwa sistem pengukuran tradisional, berorientasi Keuangan per-formance menyediakan pemandangan yang lengkap dari kinerja perusahaan (Drucker 1954; American Institute of Akuntan publik [AICPA] 1994). Balanced Scorecard (BSC) Alamat kritik ini dengan melengkapi langkah-langkah kinerja keuangan dengan langkah-langkah dari '' pelanggan-terkait,'' '' proses bisnis internal'', dan '' organisasi belajar dan pertumbuhan '' kategori (Kaplan dan Norton 1992). Sejak diperkenalkan, BSC telah banyak diadopsi oleh perusahaan komersial, organisasi non profit dan entitas pemerintah (Kaplan dan Norton 2001).

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Akademisi dan praktisi lama berpendapat bahwa tradisional, sistem pengukuran kinerja yang berorientasi keuangan memberikan pandangan yang tidak lengkap dari kinerja perusahaan (Drucker 1954; American Institute Akuntan Publik [AICPA] 1994). Balanced Scorecard (BSC) membahas kritik ini dengan menambah ukuran kinerja keuangan dengan langkah-langkah dari '' pelanggan terkait, '' '' proses bisnis internal, '' dan '' pembelajaran organisasi dan pertumbuhan '' kategori (Kaplan dan Norton 1992). Sejak diperkenalkan, BSC telah banyak diadopsi oleh perusahaan komersial, organisasi nirlaba dan lembaga pemerintah (Kaplan dan Norton 2001).