August Schleicher was expressing a

August Schleicher was expressing a quite general naturalism when he
noted that "languages are organisms of nature; they have never been
directed by the will of man" (1869, pp. 20-21).(1) A corollary was that
identifying languages was the same as identifying nations: "From the
relations of separate languages, or groups of languages, to one another, we
may discover the original and more or less intimate affinity of the nations
themselves . . . " (Lepsius, 1863, p. 24). Like many other scholars of
his time, Lepsius was asserting the now familiar Western idea that links one
culture with one language, and maintains that the culture of a community is
thus best studied through its language. Moreover, the equation of one
language with one culture was endowed with political significance: a
linguistically united community ("nation"), when tied to a
territory, could claim to deserve a state of its own. In effect, exactly
because linguistic differences were seen to be independent of human social
intention, they could serve as an apparently neutral warrant for political
claims to territory and sovereignty.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

August Schleicher mengungkapkan naturalisme cukup umum ketika iamencatat bahwa "bahasa adalah organisme alam; mereka belum pernahdisutradarai oleh kehendak manusia"(1869, ms. 20-21). (1 itu wajar)mengidentifikasi bahasa adalah sama dengan mengidentifikasi bangsa: "darihubungan bahasa yang terpisah, atau kelompok bahasa, satu sama lain, kamimungkin menemukan afinitas asli dan lebih atau kurang akrab bangsa-bangsadiri... "(Lepsius, 1863, ms. 24). Seperti banyak peneliti lain dariwaktunya, Lepsius adalah menyatakan ide Barat sekarang akrab yang menghubungkan satubudaya dengan satu bahasa, dan mempertahankan budaya dalam suatu masyarakat yangdengan demikian terbaik belajar melalui bahasa. Selain itu, persamaan satubahasa dengan satu kebudayaan diberkati dengan kepentingan politik:bahasa Inggris masyarakat ("bangsa"), ketika terikatwilayah, bisa mengklaim pantas negara sendiri. Akibatnya, persiskarena perbedaan linguistik terlihat menjadi independen sosial manusianiat, mereka bisa berfungsi sebagai sebuah surat perintah rupanya netral untuk politikklaim teritorial dan kedaulatan.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

August Schleicher telah mengungkapkan naturalisme cukup umum ketika ia
mencatat bahwa "bahasa adalah organisme alam, mereka tidak pernah
diarahkan oleh kehendak manusia". (. 1869, pp 20-21) (1) Konsekuensi adalah bahwa
mengidentifikasi bahasa itu sama seperti bangsa mengidentifikasi: "dari
hubungan bahasa terpisah, atau kelompok bahasa, satu sama lain, kita
dapat menemukan asli dan afinitas kurang lebih intim dari bangsa
sendiri..." (Lepsius, 1863, hlm 24. ). Seperti banyak ulama lain
waktu, Lepsius itu menegaskan gagasan Barat sekarang akrab yang menghubungkan satu
budaya dengan satu bahasa, dan menyatakan bahwa budaya masyarakat yang
demikian terbaik dipelajari melalui bahasanya. Selain itu, persamaan satu
bahasa dengan satu kultur diberkahi dengan signifikansi politik: sebuah
komunitas bahasa bersatu ( "bangsa"), bila dibarengi dengan
wilayah, bisa mengklaim layak keadaan sendiri. Akibatnya, persis
karena perbedaan linguistik terlihat untuk menjadi independen dari sosial manusia
niat, mereka bisa berfungsi sebagai surat perintah tampaknya netral untuk politik
klaim wilayah dan kedaulatan.