husband unable to carry out his obl

husband unable to carry out his obligations? What if the husband is disabled and ailing? Or what if the husband is infertile? Even the reasons go against Allah's guidance stated in an-Nisa, 4:19 saying: "And have a relationship with them (wives) appropriately. Then, if you don't like them, (be patient) because you may not like something, but Allah brings it for more goodness." An-Nisa 4:3, the verse that has always been the theological foundation of polygamy, actually does not talk in the context of marriage, but in the context of protection for orphan. Therefore, it requires thematic interpretation (tafsir al-maudhui) in formulating a law. Polygamy law cannot be based only on one verse even the verse sounds more prohibiting than allowing polygamy but based on every verse stipulating marriage as mentioned earlier in this article in the part about principles of Islam.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

suami mampu melaksanakan kewajibannya? Bagaimana jika suami Penyandang Cacat dan sakit? Atau bagaimana jika suami subur? Bahkan alasan melawan bimbingan Allah dinyatakan dalam an-Nisa, 4:19 mengatakan: "dan memiliki hubungan dengan mereka (istri) dengan tepat. Kemudian, jika Anda tidak menyukai mereka, (bersabar) karena Anda mungkin tidak menyukai sesuatu, tetapi Allah membawa itu untuk lebih banyak kebaikan. " An-Nisa 4:3, ayat yang selalu menjadi dasar teologi poligami, benar-benar tidak berbicara dalam konteks perkawinan, tetapi dalam konteks perlindungan bagi anak yatim. Oleh karena itu, hal ini membutuhkan interpretasi tematik (tafsir al-maudhui) dalam merumuskan undang-undang. Poligami hukum tidak didasarkan hanya pada satu ayat bahkan ayat terdengar lebih melarang daripada membiarkan poligami tapi berdasarkan setiap ayat yang memuat perkawinan seperti yang disebutkan sebelumnya dalam artikel ini di bagian tentang prinsip-prinsip Islam.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

suami tidak dapat melaksanakan kewajibannya? Bagaimana jika suami dinonaktifkan dan sakit? Atau bagaimana jika suami tidak subur? Bahkan alasan melawan bimbingan Allah menyatakan dalam sebuah-Nisa, 4:19 mengatakan: "Dan memiliki hubungan dengan mereka (istri-istri) tepat Kemudian, jika Anda tidak menyukai mereka, (bersabar) karena Anda mungkin tidak menyukai sesuatu. , tapi Allah membawa kebaikan untuk lebih. " An-Nisa 4: 3, ayat yang selalu menjadi landasan teologis poligami, sebenarnya tidak berbicara dalam konteks pernikahan, tetapi dalam konteks perlindungan bagi anak yatim. Oleh karena itu, memerlukan interpretasi tematik (tafsir al-maudhui) dalam merumuskan undang-undang. Hukum poligami tidak bisa hanya didasarkan pada satu ayat bahkan ayat terdengar lebih melarang dari yang memungkinkan poligami namun berdasarkan setiap ayat yang menyatakan pernikahan seperti yang disebutkan sebelumnya dalam artikel ini di bagian tentang prinsip-prinsip Islam.