Although Indonesia is rich in natur

Although Indonesia is rich in natural resources and biodiversity but it seems would be
unsuccessful to exploit promising technology through R&D activities. Indonesia would face the
―uneven phenomenon‖ of high prosperity with moderate R&D intensity, that is high living standard
with GDP percapita of US$ 24 thousand coincides with technological dependence society. The
medium figure of R&D intensity around 0.72% of GDP generally relate to moderately innovative
society. It is the feature of a country still buy much and make less in fulfiling of people needs for
products and services. Indonesia could prosper and be strong in term of GDP parallel with unhealthyl
condition due to lack of nutrient in technological learning with R&D intensity.
4. Balance of infrastructure quality and R&D intensity
4.1 Relationship between infrastructurue quality and R&D intensity
The development of infrastucture in EGRI model represented by construction investment
which covers investment for: first category of buildings such as industrial factories and warehouses,
commercial retail and leisure facilities, offices all office workspaces, including in mixed-use, public
education, health and administration, residential houses and apartments, dam agricultural irrigation &
miscellaneous; and second category of infrastructure such as utilities energy, water and waste
generation, processing, distribution and collection networks and plants, rail tracks and sleepers,
bridges road and rail bridges, airports, harbours & miscellaneous.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Walaupun Indonesia kaya akan sumber daya alam dan keanekaragaman hayati tetapi tampaknya akangagal untuk mengeksploitasi menjanjikan teknologi melalui R & D kegiatan. Indonesia akan menghadapi―uneven phenomenon‖ tinggi kemakmuran dengan intensitas R & D yang moderat, yang standar hidup yang tinggidengan PDB per kapita US$ 24 ribu bertepatan dengan teknologi ketergantungan masyarakat. Themenengah sosok R & D intensitas sekitar 0.72% dari PDB umumnya berhubungan dengan cukup inovatifmasyarakat. Ini adalah fitur negara masih membeli banyak dan membuat kurang fulfiling kebutuhan orang-orang untukproduk dan layanan. Indonesia bisa beruntung dan menjadi kuat dalam istilah dari PDB sejajar dengan unhealthylkondisi karena kurangnya gizi dalam teknologi pembelajaran dengan intensitas R & D.4. keseimbangan infrastruktur kualitas dan intensitas R & D4.1 hubungan infrastructurue kualitas dan intensitas R & DPengembangan infrastruktur dalam model EGRI diwakili oleh investasi di bidang pembangunanyang meliputi investasi untuk: Kategori pertama bangunan seperti industri pabrik dan gudang,Fasilitas ritel dan rekreasi yang komersial, Kantor Semua Ruang kerja di kantor, termasuk dalam campuran, Umumpendidikan, kesehatan dan administrasi, rumah tinggal dan apartemen, dam Irigasi Pertanian &lain-lain; dan kedua kategori infrastruktur seperti utilitas energi, air dan limbahgenerasi, pengolahan, distribusi dan koleksi jaringan dan tanaman, rel trek dan tidur,jembatan jembatan jalan dan kereta api, Bandara, pelabuhan & lain-lain.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Meskipun Indonesia kaya akan sumber daya alam dan keanekaragaman hayati tetapi tampaknya akan
gagal untuk memanfaatkan teknologi yang menjanjikan melalui kegiatan R & D. Indonesia akan menghadapi
-uneven phenomenon‖ kemakmuran tinggi dengan moderat R & intensitas D, yang standar hidup yang tinggi
dengan perkapita GDP US $ 24.000 bertepatan dengan masyarakat ketergantungan teknologi. The
tokoh media intensitas R & D sekitar 0,72% dari PDB pada umumnya berhubungan dengan cukup inovatif
masyarakat. Ini adalah fitur dari sebuah negara yang masih membeli banyak dan membuat kurang fulfiling dari kebutuhan masyarakat untuk
produk dan jasa. Indonesia bisa makmur dan menjadi kuat dalam jangka paralel PDB dengan unhealthyl
kondisi karena kurangnya nutrisi dalam pembelajaran teknologi dengan R & D intensitas.
4. Keseimbangan kualitas infrastruktur dan R & D intensitas
4.1 Hubungan antara kualitas infrastructurue dan R & intensitas D
Pengembangan infrastruktur dalam model Egri diwakili oleh investasi bangunan
yang meliputi investasi untuk: kategori pertama bangunan seperti pabrik industri dan gudang,
fasilitas ritel dan rekreasi komersial, kantor semua ruang kerja kantor, termasuk di mixed-use, masyarakat
pendidikan, kesehatan dan administrasi, rumah tinggal dan apartemen, bendungan irigasi pertanian &
aneka; dan kategori kedua infrastruktur seperti energi utilitas, air dan limbah
generasi, pengolahan, distribusi dan jaringan pengumpulan dan tanaman, rel dan bantalan rel,
jembatan jalan dan rel jembatan, bandara, pelabuhan & aneka.