Passive Range of MotionThe 30-degre

Passive Range of Motion
The 30-degree head-up position, which is generally
recommended to minimize ICP in neurosurgical ICUs,
was selected as reference p~sition.I~n patients with
normal ICP, a set of measurements was obtained, in a
random sequence, in a supine position and in 30- and
45-degree head-up positions. Patients with high ICP were
studied only in the 30-degree head-up position. In each
position, measurements were done at rest, during the
therapist's movement of the upper and lower limbs in a
random order, and again at rest. Passive range of motion
consisted of moving one upper limb and one lower limb
over the greatest available range of motion, which we
expected would generate the most important stimuli.
Upper-extremity PROM was shoulder flexion to 150 to
180 degrees from the rest position while the forearm and
hand were maintained in a neutral position. Lower-limb
PROM was hip flexion to 90 to 150 degrees from the
horizontal while the leg was maintained horizontal and
the foot remained in a neutral position. Each movement
was repeated passively about 10 times a minute for 2
minutes. Passive range of motion in each position was
delayed until at least 5 minutes after stabilization of the
heart rate, SAP, and ICP. Passive range of motion was
delivered to either the rig- ht limb or the left limb,
depending on the presence or absence of injuries in the
limbs.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Pasif Range of MotionPosisi kepala-up 30 derajat, yang umumnyadi rekomendasikan untuk memperkecil ICP di ICU bedah saraf,dipilih sebagai referensi p ~ sition. Saya ~ n pasien dengannormal ICP, seperangkat pengukuran diperoleh, diurutan acak, di posisi telentang dan di 30 - danposisi kepala-up 45 derajat. Pasien dengan tinggi ICPbelajar hanya dalam posisi kepala-up 30 derajat. Masing-masingposisi, pengukuran dilakukan pada saat istirahat, selamaterapis gerakan tungkai atas dan bawah dalamacak, dan sekali lagi pada saat istirahat. Pasif rentang gerakterdiri dari bergerak satu lengan dan satu tungkaiatas tersedia terbesar jangkauan gerak, yang kamidiharapkan akan menghasilkan paling penting rangsangan.PROM ekstremitas atas adalah bahu fleksi sampai 150 untuk180 derajat dari posisi istirahat sementara lengan dantangan tetap dipertahankan dalam posisi yang netral. EkstremitasPROM adalah pinggul fleksi 90 derajat 150 darihorisontal sementara kaki dipertahankan horisontal dankaki tetap dalam posisi yang netral. Setiap gerakandiulang secara pasif sekitar 10 kali per menit untuk 2menit. Pasif rentang gerak di setiap posisitertunda sampai setidaknya 5 menit setelah stabilisasidenyut jantung, SAP, dan ICP. Pasif rentang gerakdikirim ke rig-ht tungkai atau lengan kiri,tergantung pada ada atau tidaknya cedera ditungkai.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Rentang pasif of Motion
Posisi kepala-up 30 derajat, yang umumnya
dianjurkan untuk meminimalkan ICP di ICU bedah saraf,
terpilih sebagai referensi p ~ ~ n sition.I pasien dengan
ICP normal, satu set pengukuran diperoleh, dalam
random urutan, dalam posisi terlentang dan di 30 dan
posisi head-up 45 derajat. Pasien dengan ICP tinggi yang
dipelajari hanya dalam posisi head-up 30 derajat. Dalam setiap
posisi, pengukuran dilakukan saat istirahat, selama
gerakan terapis dari tungkai atas dan bawah dalam
urutan acak, dan lagi saat istirahat. Kisaran pasif gerak
terdiri dari bergerak satu ekstremitas atas dan satu ekstremitas bawah
selama rentang tersedia terbesar gerak, yang kita
harapkan akan menghasilkan rangsangan yang paling penting.
Atas ekstremitas PROM adalah bahu fleksi 150 ke
180 derajat dari posisi istirahat sementara lengan bawah dan
tangan yang dipertahankan dalam posisi netral. Rendah-dahan
PROM adalah fleksi hip 90 sampai 150 derajat dari
horisontal sementara kaki dipertahankan horizontal dan
kaki tetap dalam posisi netral. Setiap gerakan
diulang pasif sekitar 10 kali per menit selama 2
menit. Kisaran pasif gerak di setiap posisi itu
ditunda sampai setidaknya 5 menit setelah stabilisasi
denyut jantung, SAP, dan ICP. Kisaran pasif gerak yang
disampaikan ke salah satu ht tungkai rig- atau tungkai kiri,
tergantung pada ada atau tidak adanya cedera pada
anggota badan.