The literature on the theory of rep

The literature on the theory of repeated or iterative games has become
extensive and has been subjected to intense theoretical criticism
and defense. Although scrutiny of the theory has vastly increased our
understanding of the compliance problem, this scholarly debate has
not yet enabled us to predict when cooperation or defection from
(cheating)a regime will in fact occur. The fundamental problem of
uncertainty and hence of regime compliance has not yet been solved
and probably never will be; a player can never be absolutely sure
whether another player will cooperate or defect, and the costs of miscalculation
could be extremely high. The absence of an adequate body
of research on the actual functioning of specific regimes makes it impossible
to be confident that regimes are of decisive importance in the
behavior of states. In addition, a fundamental methodological problem
makes it difficult to determine whether or not regimes actually
make a difference in the conduct of international affairs. As one
strong supporter of regime theory has stated, “Investigating the consequences
of international regimes requires a counterfactual argument,”
that is, knowledge of what would happen if the regime did
not exist.31

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Literatur tentang teori berulang atau iteratif permainan telah menjadiluas dan telah mengalami intens teoritis kritikdan pertahanan. Meskipun pengawasan teori telah jauh meningkat kamimemahami masalah kepatuhan, perdebatan ilmiah ini telahbelum memungkinkan kita untuk memprediksi Kapan kerjasama atau pembelotan dari(menipu) sebuah rezim pada kenyataannya akan terjadi. Masalah mendasarketidakpastian dan karenanya rezim kepatuhan belum belum terpecahkandan mungkin tidak pernah akan; pemain yang tidak pernah dapat benar-benar yakinApakah pemain lain akan bekerjasama atau Cacat, dan biaya Miskalkulasibisa sangat tinggi. Tidak adanya tubuh yang memadaipenelitian pada fungsi sebenarnya spesifik rezim menjadikannya mustahiluntuk menjadi percaya diri bahwa rezim yang menentukan pentingnya dalamperilaku negara. Selain itu, masalah mendasar metodologismembuat sulit untuk menentukan apakah atau tidak rezim sebenarnyamembuat perbedaan dalam pelaksanaan urusan internasional. Sebagai salah satupendukung kuat dari rezim teori telah menyatakan, "menyelidiki konsekuensirezim internasional memerlukan sebuah argumen kontrafakta "itu adalah, pengetahuan tentang apa yang akan terjadi jika rezim melakukantidak exist.31

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Literatur tentang teori permainan diulang atau berulang telah menjadi
luas dan telah mengalami kritik teoritis intens
dan pertahanan. Meskipun pengawasan dari teori telah sangat meningkat kami
memahami masalah kepatuhan, debat ilmiah ini telah
belum memungkinkan kita untuk memprediksi kapan kerjasama atau pembelotan dari
(kecurangan) rezim akan sebenarnya terjadi. Masalah mendasar dari
ketidakpastian dan karenanya kepatuhan rezim belum terpecahkan
dan mungkin tidak akan pernah; pemain tidak pernah bisa benar-benar yakin
apakah pemain lain akan bekerja sama atau cacat, dan biaya perhitungan
bisa sangat tinggi. Tidak adanya sebuah badan yang memadai
penelitian pada fungsi yang sebenarnya dari rezim tertentu tidak memungkinkan
untuk menjadi yakin bahwa rezim sangat penting yang menentukan dalam
perilaku negara. Selain itu, masalah metodologis yang mendasar
membuat sulit untuk menentukan apakah atau tidak rezim sebenarnya
membuat perbedaan dalam pelaksanaan urusan internasional. Sebagai salah satu
pendukung kuat dari teori rezim telah menyatakan, "Investigasi konsekuensi
dari rezim internasional membutuhkan argumen kontrafaktual, "
yaitu, pengetahuan tentang apa yang akan terjadi jika rezim melakukan
tidak exist.31