In the experiment by Wilkening and

In the experiment by Wilkening and Martin, this problem was presented in the following
task. Two toy cars travelled on parallel tracks, one always at the same speed over
the whole track, the other starting at one of three slower speeds. Exactly halfway along
the track, the first car went into a tunnel that covered it from view for the second half
of the distance. For each of the slower speeds of the second car, the question was how
fast it had to travel to catch up exactly with the other car at the end of the track. The
second car, children were told, could change its speed either halfway along the track
(non - linear condition), or when the first car entered the tunnel, that is, when half of the
total time had elapsed (linear condition). Children could give their responses either on a
quasi - numerical, graphic rating - scale (judgment condition), or by actually pushing the
second car (action condition) and thus producing the speeds, which could be recorded
by photometers.
In the judgment part of the non - linear condition, the same misconception appeared
in all age groups, from 6 - year - olds to adults: instead of grading the required speeds in a
non - linear fashion, participants gave “ linear ” responses by just adding the speed differences
– as in the numerical example above. Thus, virtually all children and adults were
unable to differentiate between the two situations and gave the same linear responses in
both linear and non - linear conditions. Interestingly, this differentiation was found to
emerge in the actions of children around 10 years of age and was clearly there in adulthood.
In action tasks, the produced speeds were in correspondence with physical laws,
linear in the linear condition and non - linear in the non - linear condition – a result indicating
that knowledge in this domain may be dissociated.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Dalam percobaan oleh Wilkening dan Martin, masalah ini disajikan dalam berikuttugas. Dua mobil mainan berjalan di trek paralel, salah satu selalu pada kecepatan yang sama atasseluruh lagu, lain awal di salah satu dari tiga kecepatan yang lebih lambat. Tepat di pertengahan sepanjangtrek, mobil pertama pergi ke sebuah terowongan yang tertutup dari tampilan untuk paruh keduajarak. Untuk setiap lambat kecepatan mobil kedua, pertanyaannya adalah bagaimanacepat itu untuk melakukan perjalanan ke mengejar persis dengan mobil lain pada akhir lagu. Thekedua Mobil, anak-anak diberitahu, bisa mengubah kecepatan baik setengah jalan sepanjang jalur(non - linear kondisi), atau Kapan mobil pertama ketika masuk ke terowongan, yaitu setengah dariTotal waktu telah berlalu (linier kondisi). Anak-anak bisa memberikan respon mereka baik padaskala kuasi - numerik, grafis rating - (penilaian kondisi), atau dengan benar-benar mendorongkedua mobil (tindakan kondisi) dan sehingga menghasilkan kecepatan, yang bisa direkamoleh fotometer.Di bagian penghakiman non - linear kondisi, kesalahpahaman yang sama munculpada semua kelompok umur, dari 6 - year - olds untuk orang dewasa: bukan grading kecepatan yang diperlukan dalamnon - linear mode, peserta memberi tanggapan "linear" dengan hanya menambahkan perbedaan kecepatan– seperti pada contoh di atas numerik. Dengan demikian, hampir semua anak-anak dan orang dewasatidak dapat membedakan antara dua situasi dan memberi tanggapan linier samalinear maupun non - linear kondisi. Menariknya, diferensiasi ini ditemukanmuncul dalam tindakan anak usia sekitar 10 tahun dan ada jelas di masa dewasa.Dalam tugas tindakan, kecepatan yang diproduksi berada dalam korespondensi dengan undang-undang fisik,Linear dalam kondisi linier dan non - linear di non - linear kondisi – menunjukkan hasilpengetahuan itu dalam domain ini harus dijauhkan.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Dalam percobaan dengan Wilkening dan Martin, masalah ini disajikan dalam berikut
tugas. Dua mobil mainan berwisata trek paralel, satu selalu dengan kecepatan yang sama atas
seluruh lagu, yang lain mulai dari satu dari tiga kecepatan lambat. Persis setengah jalan sepanjang
trek, mobil pertama masuk ke terowongan yang menutupinya dari pandangan untuk paruh kedua
dari kejauhan. Untuk setiap kecepatan lebih lambat dari mobil kedua, pertanyaannya adalah bagaimana
cepat itu harus melakukan perjalanan untuk mengejar ketinggalan persis dengan mobil lain pada akhir trek. The
mobil kedua, anak-anak diberitahu, bisa mengubah kecepatan baik setengah jalan sepanjang jalur
(non - kondisi linear), atau ketika mobil pertama kali memasuki terowongan, yaitu ketika setengah dari
total waktu telah berlalu (kondisi linear). Anak-anak bisa memberikan tanggapan mereka baik pada
kuasi - numerik, Peringkat grafis - (kondisi penghakiman) skala, atau dengan benar-benar mendorong
mobil kedua (kondisi tindakan) dan dengan demikian menghasilkan kecepatan, yang bisa dicatat
oleh fotometer.
Dalam penilaian bagian dari non - kondisi linear, kesalahpahaman yang sama muncul
pada semua kelompok usia, dari 6 - tahun - usia dewasa: bukannya kadar kecepatan yang diperlukan dalam
non - linear, peserta memberikan "linear" tanggapan dengan hanya menambahkan perbedaan kecepatan
- seperti pada contoh numerik di atas. Dengan demikian, hampir semua anak-anak dan orang dewasa yang
tidak dapat membedakan antara dua situasi dan memberikan tanggapan linier yang sama di
kedua linear dan non - linear kondisi. Menariknya, diferensiasi ini ditemukan
. muncul dalam tindakan anak-anak sekitar 10 tahun dan jelas ada di masa dewasa
Dalam tugas tindakan, kecepatan yang dihasilkan adalah dalam korespondensi dengan hukum-hukum fisika,
linear dalam kondisi linear dan non - linear di Kondisi linear - - non hasilnya menunjukkan
bahwa pengetahuan dalam domain ini dapat dipisahkan.