This paradoxical preoccupation with

This paradoxical preoccupation with self has also been evident in previous Dalai Lamas. The spiritual leader of all Tibetans is revered as the reincarnation of Avalokiteshvara Bodhisattva, the transcedent Buddha of infinite compassion. (Om mani padme hum is the celebrated mantra of the Buddha of compassion). But the role of reincarnation of the Buddha of compassion was, in fact, self-bestowed by the fifth Dalai Lama who, around 1650, was looking to beef-up his spiritual CV. A preoccupation with self is also found in those who surround His Holiness.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Keasyikan paradoks ini dengan diri kita sendiri juga telah jelas dalam sebelumnya Dalai Lama. Pemimpin spiritual Tibet semua dihormati sebagai reinkarnasi dari Avalokiteshvara Bodhisattva, transcedent Buddha dari welas asih tak terhingga. (Om mani padme hum adalah mantra dirayakan Buddha kasih sayang). Tapi peran penitisan Buddha welas asih adalah, pada kenyataannya, sendiri diberikan oleh Dalai Lama kelima yang, sekitar 1650, ingin daging sapi-up CV rohani. Keasyikan dengan diri juga ditemukan di orang-orang yang mengelilingi mulia.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Keasyikan ini paradoks dengan diri juga telah jelas dalam sebelumnya Dalai Lama. Pemimpin spiritual Tibet dari semua dihormati sebagai reinkarnasi dari Avalokiteshvara Bodhisattva, yang transcedent Buddha belas kasih yang tak terbatas. (Om mani padme hum adalah mantra dirayakan Buddha belas kasih). Tapi peran reinkarnasi Buddha belas kasih itu, pada kenyataannya, diri yang diberikan oleh kelima Dalai Lama yang, sekitar 1650, sedang mencari untuk daging sapi-up CV spiritualnya. Sebuah keasyikan dengan diri juga ditemukan pada mereka yang mengelilingi Mulia.