For widely traded currencies, such

For widely traded currencies, such as the U.S. dollar, British pound, euro, Swis franc, and Japanese yen, the spread used to be in the order of 0.05% to 0.08%. However, the advent of sophisticated electronic trading systems has pushed the spreads on trades of $1 million or more to a tiny 0.02%. Less heavily traded currencies, and currencies having greater volatility, have higher spreads. In response to their higher spreads and volatility (which increases the opportunity for profit when trading for the bank's own account), the large banks have expanded their trading in emerging market currencies, such as the Czech koruna, Russian ruble, Turkish lira, and Zambian kwacha. Although these currencies currently accountfor less than 5% of the global foreign exchange market, the forecast is for rapid growth, in line with growing investment in emerging markets.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Untuk mata uang yang diperdagangkan secara luas, seperti dolar AS, poundsterling Inggris, euro, Swis franc, dan yen Jepang, spread yang digunakan untuk berada di urutan 0,05% menjadi 0,08%. Namun, munculnya sistem perdagangan elektronik yang canggih telah mendorong menyebar pada perdagangan dari $ 1 juta atau lebih untuk kecil 0,02%. mata uang kurang sering diperdagangkan, dan mata uang memiliki volatilitas yang lebih besar, memiliki spread yang lebih tinggi. Menanggapi menyebar lebih tinggi dan volatilitas (yang meningkatkan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan ketika perdagangan untuk rekening bank sendiri), bank-bank besar telah memperluas perdagangan mereka dalam mata uang emerging market, seperti Republik Koruna, rubel Rusia, lira Turki, dan Zambia kwacha. Meskipun mata uang ini saat accountfor kurang dari 5% dari pasar valuta asing global, ramalan untuk pertumbuhan yang cepat,

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Untuk mata uang yang diperdagangkan secara luas, seperti dolar AS, Poundsterling Inggris, Euro, Franc Swis, dan Yen Jepang, spread digunakan untuk berada dalam urutan 0,05% menjadi 0,08%. Namun, munculnya sistem perdagangan elektronik canggih telah mendorong spread pada perdagangan $1.000.000 atau lebih kecil 0,02%. Kurang banyak diperdagangkan mata uang, dan mata uang yang memiliki volatilitas yang lebih besar, memiliki spread lebih tinggi. Dalam menanggapi spread yang lebih tinggi dan volatilitas (yang meningkatkan peluang untuk keuntungan ketika perdagangan untuk rekening bank sendiri), bank besar telah memperluas perdagangan mereka dalam mata uang pasar negara berkembang, seperti Koruna Ceko, Rubel Rusia, Lira Turki , dan Kwacha Zambia. Meskipun mata uang ini saat ini akuntan kurang dari 5% dari pasar Valuta Asing global, ramalan adalah untuk pertumbuhan pesat, sejalan dengan meningkatnya investasi di pasar negara berkembang.