Hasil (
Bahasa Indonesia) 1:
[Salinan]Disalin!
Polisi bertujuan pembalakan liardi Sumatera W.Jakarta Post, Padang | Kepulauan | Sabtu, Oktober 27, 2012 10:20 AMKepulauan Berita Kepulauan di fokus: siswa yang tertangkap untuk penanaman ganja Kepulauan di fokus: Haze mencapai tingkat yang berbahaya di Dumai Kepulauan di fokus: pengungsi Gunung Sinabung pulangKepolisian Sumatera Barat telah menempatkan menindak pembalakan liar di bagian atas daftar agenda mereka, berikut deforestasi yang telah diperburuk banjir di provinsi."Penebangan adalah salah satu kegiatan ilegal di atas daftar prioritas kami bagi kita untuk membasmi," kata kepolisian Sumatera Barat kepala Brigjen kejadian Wahyu Indra Pramugari di Padang, ibukota Propinsi, baru-baru ini.Wahyu mengatakan bahwa ia membutuhkan dukungan luas untuk menghentikan penebang liar dari melakukan deforestasi provinsi. "Tanpa dukungan dari setiap elemen masyarakat dan pemerintah setempat, kita tidak bisa melakukan apa-apa," Wahyu berkata sebagai dikutip oleh kantor berita Antara.Polisi umum mengatakan bahwa penebang liar hanya mencari keuntungan tanpa berpikir tentang dampak dari kegiatan mereka dan bagaimana deforestasi dapat membuat banjir parah.Kerusakan lingkungan, akan mempengaruhi masyarakat, Wahyu berkata, terutama dalam kasus bencana alam, seperti tanah longsor dan banjir, yang telah terjadi dengan meningkatnya frekuensi di provinsi."Bencana alam tidak hanya mengklaim kehidupan orang-orang, tetapi juga dapat membuat kerugian material yang besar sebagai hasil dari kegiatan ilegal orang-orang yang tidak lagi ingin melindungi hutan," kata Wahyu.Baru-baru ini, Padang terkesan oleh banjir setelah jam hujan pada tanggal 13 September, meninggalkan empat orang tewas dan beberapa puluhan lain tanpa rumah-rumah.Insiden diikuti banjir bandang yang melanda enam kabupaten di Padang pada tanggal 25 Juli, membuat miliaran rupiah dalam kerusakan, seperti yang diperkirakan oleh badan mitigasi bencana Nasional (BNPB).Secara terpisah, juru bicara BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan bahwa banjir di Juli rusak lebih dari 1.000 rumah, gedung sekolah dua, satu balai kesehatan masyarakat (Puskesmas), 11 tempat ibadah dan 11 saluran irigasi. Banjir juga merobohkan jembatan dan mengganggu akses jalan di daerah."Kerugian dari rumah-rumah rusak dan fasilitas umum mencapai Rp 11.37 miliar [US$ 1,18 juta], sementara kerugian dari rusak jembatan dan jalan adalah sebesar Rp 17,6 miliar," kata Sutopo.Banjir bandang menyapu Pauh, Lubuk Begalung, Nanggalo, Lubuk Kilangan, Kuranji, Bungus Teluk Kabung dan Padang timur Kabupaten. BNPB sebelumnya melaporkan bahwa Pauh Kabupaten adalah daerah yang paling terpengaruh, dengan 64 bangunan rusak parah.Wahyu mengatakan ia telah memerintahkan polisi di Sumatera Barat untuk mengambil tindakan tegas terhadap penebang dan untuk memproses setiap kasus pembalakan liar di yurisdiksi mereka."Kami juga akan mengambil kaku tindakan terhadap petugas polisi yang terlibat dalam pembalakan liar," kata Wahyu.Kepolisian Sumatera Barat telah mengungkapkan kasus penebangan 44 pada September tahun ini, turun 48 persen dari kasus-kasus 85 di periode yang sama tahun lalu."Pengungkapan kasus penebangan adalah karena dukungan dari setiap elemen masyarakat, serta kerjasama antara polisi, kantor kehutanan dan TNI [militer Indonesia]," kata Wahyu.Sebagai bagian dari upaya untuk menekan pembalakan liar, Wahyu mengatakan bahwa polisi telah melaksanakan program penjangkauan masyarakat dan menindak.Wahyu mengatakan bahwa kasus pembalakan liar di Sumatera Barat yang paling lazim di Kabupaten Solok Selatan dan Kabupaten Pasaman dan di provinsi perbatasan, seperti seperti di Taman Nasional Kerinci di Pesisir Selat-Lihat lebih lanjut di: http://www.thejakartapost.com/news/2012/10/27/cops-aim-illegal-logging-w-sumatra.html#sthash.Ad2BVvZv.dpuf
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..