The learning conditions in the conventional learning in thisresearch i terjemahan - The learning conditions in the conventional learning in thisresearch i Bahasa Indonesia Bagaimana mengatakan

The learning conditions in the conv

The learning conditions in the conventional learning in this
research is similar to the description of Rashty (2013) and
ESU (2010) [30]. stating that in the conventional learning, the
teacher had the authority to explain the learning materials
without involving students actively, so that the students were
only encouraged to memorize the whole explanation without a
need to ask any questions. It was also explained that in the
conventional learning, the task given to the students was not
an inquiry based task or a problem solving based task, so that
students were only encouraged to learn various concepts and principles related to learning materials. Students were not
encouraged to understand and to apply the concepts and
principles in solving problems encountered in the community.
The results of this research show that conventional learning
strategy has the lowest potential in empowering students’
metacognitive skills and critical thinking skills. It is also in
line with the results of some previous studies reported by
Priyanti (2012) [23], Bahtiar (2014) [20], Vandalita (2014) and
Efendi (2013) [24]. The report results stated that the steps in the
strategy of RT, TPS and RT integrated with TPS learning
strategies had a greater potential to empower students’
metacognitive skills and critical thinking skills. The activity of
RT learning consists of summarizing, asking questions,
predicting and clarifying. The activity of TPS learning consists
of thinking, pairing and sharing; and the activity in the RT
integrated with TPS learning is the combination of the
activities of the RT and TPS learning. The activities in the RT,
TPS, and the RT integrated with TPS are proved to be superior
to the activity in the conventional learning which generally
consists of lectures, discussion and administration of tasks.
0/5000
Dari: -
Ke: -
Hasil (Bahasa Indonesia) 1: [Salinan]
Disalin!
Kondisi pembelajaran proses pembelajaran yang konvensional dalam hal iniPenelitian ini mirip dengan gambaran Rashty (2013) danESU (2010) [30]. menyatakan bahwa proses pembelajaran yang konvensional,guru yang memiliki wewenang untuk menjelaskan materi pembelajarantanpa melibatkan siswa aktif, sehingga para siswahanya didorong untuk menghafal seluruh penjelasan tanpaperlu untuk mengajukan pertanyaan. Itu juga menjelaskan bahwa dalampembelajaran konvensional, tugas yang diberikan kepada siswa bukanlahpenyelidikan berbasis tugas atau pemecahan berbasis tugas, sehinggasiswa hanya didorong untuk belajar berbagai konsep dan prinsip-prinsip yang berhubungan dengan materi pembelajaran. Siswa yang tidakdidorong untuk memahami dan menerapkan konsep-konsep danprinsip-prinsip dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam masyarakat.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran konvensionalstrategi memiliki potensi terendah dalam memberdayakan siswametakognitif kemampuan dan keterampilan berpikir kritis. Hal ini juga dalamsejalan dengan hasil beberapa studi sebelumnya yang dilaporkan olehDr. (2012) [23] Bahtiar (2014) [20], Vandalita (2014) danEfendi (2013) [24]. Hasil laporan menyatakan bahwa langkah-langkah dalamstrategi RT, TPS dan RT terintegrasi dengan TPS belajarstrategi memiliki potensi yang lebih besar untuk memberdayakan siswametakognitif kemampuan dan keterampilan berpikir kritis. AktivitasRT belajar terdiri dari merangkum, mengajukan pertanyaan,memprediksi dan menjelaskan. Kegiatan belajar TPS terdiriberpikir, pemasangan dan berbagi; dan kegiatan di RTterintegrasi dengan TPS belajar adalah kombinasikegiatan pembelajaran RT dan TPS. Kegiatan di RT,TPS, dan RT yang terintegrasi dengan TPS yang terbukti lebih ungguluntuk kegiatan di konvensional belajar yang umumnyaterdiri dari kuliah, diskusi, dan administrasi tugas.
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
Hasil (Bahasa Indonesia) 2:[Salinan]
Disalin!
Kondisi belajar dalam pembelajaran konvensional dalam
penelitian ini mirip dengan deskripsi Rashty (2013) dan
ESU (2010) [30]. menyatakan bahwa dalam pembelajaran konvensional,
guru memiliki kewenangan untuk menjelaskan materi pembelajaran
tanpa melibatkan siswa secara aktif, sehingga siswa
hanya didorong untuk menghafal seluruh penjelasan tanpa
perlu mengajukan pertanyaan. Hal itu juga menjelaskan bahwa dalam
pembelajaran konvensional, tugas yang diberikan kepada siswa tidak
tugas berdasarkan penyelidikan atau pemecahan tugas berdasarkan, sehingga masalah
siswa hanya didorong untuk belajar berbagai konsep dan prinsip-prinsip yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Siswa tidak
didorong untuk memahami dan menerapkan konsep dan
prinsip-prinsip dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam masyarakat.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran konvensional
strategi memiliki potensi terendah dalam memberdayakan siswa
keterampilan metakognitif dan keterampilan berpikir kritis. Hal ini juga di
sejalan dengan hasil beberapa penelitian sebelumnya dilaporkan oleh
Priyanti (2012) [23], Bahtiar (2014) [20], Vandalita (2014) dan
Efendi (2013) [24]. Hasil laporan menyatakan bahwa langkah-langkah dalam
strategi RT, TPS dan RT terintegrasi dengan pembelajaran TPS
strategi memiliki potensi yang lebih besar untuk memberdayakan siswa
keterampilan metakognitif dan keterampilan berpikir kritis. Aktivitas
belajar RT terdiri dari meringkas, mengajukan pertanyaan,
memprediksi dan menjelaskan. Aktivitas pembelajaran TPS terdiri
dari pemikiran, pasangan dan berbagi; dan kegiatan di RT
terintegrasi dengan pembelajaran TPS adalah kombinasi dari
kegiatan RT dan TPS belajar. Kegiatan di RT,
TPS, dan RT terintegrasi dengan TPS yang terbukti unggul
dengan aktivitas dalam pembelajaran konvensional yang umumnya
terdiri dari ceramah, diskusi dan pemberian tugas.
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
 
Bahasa lainnya
Dukungan alat penerjemahan: Afrikans, Albania, Amhara, Arab, Armenia, Azerbaijan, Bahasa Indonesia, Basque, Belanda, Belarussia, Bengali, Bosnia, Bulgaria, Burma, Cebuano, Ceko, Chichewa, China, Cina Tradisional, Denmark, Deteksi bahasa, Esperanto, Estonia, Farsi, Finlandia, Frisia, Gaelig, Gaelik Skotlandia, Galisia, Georgia, Gujarati, Hausa, Hawaii, Hindi, Hmong, Ibrani, Igbo, Inggris, Islan, Italia, Jawa, Jepang, Jerman, Kannada, Katala, Kazak, Khmer, Kinyarwanda, Kirghiz, Klingon, Korea, Korsika, Kreol Haiti, Kroat, Kurdi, Laos, Latin, Latvia, Lituania, Luksemburg, Magyar, Makedonia, Malagasi, Malayalam, Malta, Maori, Marathi, Melayu, Mongol, Nepal, Norsk, Odia (Oriya), Pashto, Polandia, Portugis, Prancis, Punjabi, Rumania, Rusia, Samoa, Serb, Sesotho, Shona, Sindhi, Sinhala, Slovakia, Slovenia, Somali, Spanyol, Sunda, Swahili, Swensk, Tagalog, Tajik, Tamil, Tatar, Telugu, Thai, Turki, Turkmen, Ukraina, Urdu, Uyghur, Uzbek, Vietnam, Wales, Xhosa, Yiddi, Yoruba, Yunani, Zulu, Bahasa terjemahan.

Copyright ©2025 I Love Translation. All reserved.

E-mail: