Fig. 10.1 shows a single stage tran

Fig. 10.1 shows a single stage transistor amplifier. When a weak a.c. signal is given to the base of
transistor, a small base current (which is a.c.) starts flowing. Due to transistor action, a much larger
(β times the base current) a.c. current flows through the collector load RC. As the value of RC is quite
high (usually 4-10 kΩ), therefore, a large voltage appears across RC. Thus, a weak signal applied in
the base circuit appears in amplified form in the collector circuit. It is in this way that a transistor acts
as an amplifier.
The action of transistor amplifier can be beautifully explained by referring to Fig. 10.1. Suppose
a change of 0.1V in signal voltage produces a change of 2 mA in the collector current. Obviously, a
signal of only 0.1V applied to the base will give an output voltage = 2 mA × 5 kΩ = 10V. Thus, the
transistor has been able to ra

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

10.1 gambar menunjukkan penguat transistor satu tahap. Ketika sinyal lemah a.c. diberikan kepada dasartransistor, arus basis kecil (yang a.c.) mulai mengalir. Karena aksi transistor, jauh lebih besar(Β kali arus basis) a.c. arus mengalir melalui kolektor beban RC. Sebagai nilai RC adalah cukuptinggi (biasanya 4-10 kΩ), oleh karena itu, tegangan yang besar ditampilkan di seluruh RC. Dengan demikian, sinyal lemah diterapkan dalamsirkuit dasar muncul dalam bentuk yang diperkuat di sirkuit kolektor. Dalam cara ini yang bertindak transistorsebagai penguat.Tindakan transistor penguat indah dapat dijelaskan dengan mengacu pada gambar 10.1. Misalkanperubahan 0.1V tegangan sinyal menghasilkan perubahan 2 mA dalam arus kolektor. Jelas,sinyal hanya 0.1V diterapkan pada pangkal akan memberikan tegangan output = 2 × 5 mA kΩ = 10V. Dengan demikian,transistor telah mampu ra