The study of the texts and formulas

The study of the texts and formulas of primitive magic
reveals that there are three typical elements associated with the
belief in magical efficiency. There are, first, the phonetic effects,
imitations of natural sounds, such as the whistling of the wind,
the growling of thunder, the roar of the sea, the voices of
various animals. These sounds symbolize certain phenomena and
thus are believed to produce them magically. Or else they
express certain emotional states associated with the desire which
is to be realized by means of the magic.
The second element, very conspicuous in primitive spells, is
the use of words which invoke, state, or command the desired
aim. Thus the sorcerer will mention all the symptoms of the
disease which he is inflicting, or in the lethal formula he will
54
MAGIC, SCIENCE, and RELIGION
describe the end of his victim. In healing magic the wizard will
give word-pictures of perfect health and bodily strength. In
economic magic the growing of plants, the approach of animals,
the arrival of fish in shoals are depicted. Or again the magician
uses words and sentences which express the emotion under the
stress of which he works his magic, and the action which gives
expression to this emotion. The sorcerer in tones of fury will
have to repeat such verbs as "I break—I twist—I burn—I
destroy," enumerating with each of them the various parts of
the body and internal organs of his victim. In all this we see that
the spells are built very much on the same pattern as the rites
and the words selected for the same reasons as the substances
of magic.
Thirdly there is an element in almost every spell to which
there is no counterpart in ritual. I mean the mythological
allusions, the references to ancestors and culture heroes from
whom this magic has been received. And that brings us to perhaps
the most important point in the subject, to the traditional
setting of magic.
2. The Tradition of Magic
Tradition, which, as we have several times insisted, reigns
supreme in primitive civilization, gathers in great abundance
round magical ritual and cult. In the case of any important
magic we invariably find the story accounting for its existence.
Such a story tells when and where it entered the possession of
man, how it became the property of a local group or of a family
or clan. But such a story is not the story of its origins. Magic
never "originated," it never has been made or invented. All
magic simply "was" from the beginning an essential adjunct of
all such things and processes as vitally interest man and yet
elude his normal rational efforts. The spell, the rite, and the
thing which they govern are coeval.
Thus, in Central Australia, all magic existed and has been
inherited from the alcheringa times, when it came about like
everything else. In Melanesia all magic comes from a time
when humanity lived underground and when magic was a
55
MAGIC, SCIENCE, and RELIGION
natural knowledge of ancestral man. In higher societies magic
is often derived from spirits and demons, but even these, as a
rule, originally received and did not invent it. Thus the belief
in the primeval natural existence of magic is universal. As its
counterpart we find the conviction that only by an absolutely
unmodified immaculate transmission does magic retain its efficiency.
The slightest alteration from the original pattern would
be fatal. There is, then, the idea that between the object and
its magic there exists an essential nexus. Magic is the quality of
the thing, or rather, of the relation between man and the thing,
for though never man-made it is always made for man. In all
tradition, in all mythology, magic is always found in the possession
of man and through the knowledge of man or man-like
being. It implies the performing magician quite as much the
thing to be charmed and the means of charming. It is part of
the original endowment of primeval humanity, of the mura-mura
or alcheringa of Australia, of the subterrestrial humanity of
Melanesia, of the people of the magical Golden Age all the
world over.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Studi teks dan formula sihir primitif
mengungkapkan bahwa ada tiga elemen khas terkait dengan
kepercayaan ajaib efisiensi. Pertama, ada efek fonetik,
tiruan dari suara alam, seperti bersiul angin,
menggeram Guntur, gemuruh laut, suara
aneka satwa. Suara ini melambangkan fenomena tertentu dan
dengan demikian diyakini memproduksinya secara ajaib. Atau lain mereka
Check emosi tertentu yang terkait dengan keinginan yang
akan diwujudkan dengan cara sihir.
elemen kedua, sangat mencolok dalam mantra primitif, adalah
penggunaan kata-kata yang memanggil, negara, atau perintah yang diinginkan
bertujuan. Dengan demikian penyihir akan menyebutkan semua gejala
penyakit yang dia yang menimbulkan, atau dalam formula mematikan ia akan
54
SIHIR, ilmu pengetahuan dan agama
menggambarkan akhir korbannya. Dalam penyembuhan ajaib wizard akan
memberikan Firman-gambar sempurna kesehatan dan kekuatan tubuh. Di
ekonomi sihir tumbuh tanaman, hewan, pendekatan
kedatangan ikan di Beting yang digambarkan. Atau lagi penyihir
menggunakan kata-kata dan kalimat yang Check emosi di bawah
stres yang dia bekerja sihir, dan tindakan yang memberikan
ekspresi untuk emosi ini. Sang Penyihir dalam nada kemarahan akan
harus mengulang kata tersebut sebagai "Aku istirahat — saya memutar — aku membakar — saya
menghancurkan," enumerasi dengan masing-masing berbagai bagian
tubuh dan organ-organ internal korbannya. Dalam semua ini kita melihat bahwa
mantra-mantra yang dibangun sangat banyak pada pola yang sama sebagai upacara
dan kata-kata yang dipilih untuk alasan yang sama sebagai zat
sihir.
ketiga ada unsur dalam hampir setiap mantra yang
ada mitra tidak dalam ritual. Maksudku mitologi
kiasan, rujukan kepada leluhur dan budaya pahlawan dari
siapa ini sihir telah diterima. Dan itu membawa kita mungkin
titik paling penting pada subjek, tradisional
penetapan sihir.
2. Tradisi Magic
tradisi, yang, seperti kita memiliki beberapa kali bersikeras memerintah
tertinggi dalam peradaban primitif, mengumpulkan dalam kelimpahan besar
putaran ritual magis dan kultus. Dalam kasus apapun penting
ajaib kita selalu menemukan cerita akuntansi untuk keberadaan.
sebuah cerita menceritakan ada Kapan dan di mana ia memasuki kepemilikan
manusia, bagaimana itu menjadi milik kelompok lokal atau keluarga
atau klan. Tapi cerita seperti itu tidak cerita tentang asal-usulnya. Sihir
pernah "berasal," itu tidak pernah telah dibuat atau diciptakan. Semua
sihir hanya "adalah" dari awal asisten penting dari
semua hal-hal tersebut dan proses yang sangat menarik laki-laki dan belum
menghindari usahanya rasional normal. Mantra, ritual, dan
hal yang mereka mengatur adalah sejaman.
dengan demikian, di Australia Tengah, Semua sihir yang ada dan telah
diwarisi dari zaman alcheringa, ketika itu datang sekitar seperti
segalanya. Di Melanesia sihir semua berasal dari waktu
ketika kemanusiaan tinggal bawah tanah dan ketika sihir
55
SIHIR, ilmu pengetahuan dan agama
pengetahuan alam nenek moyang manusia. Lebih tinggi masyarakat sihir
sering berasal dari Roh dan setan, tapi bahkan ini, sebagai
aturan, awalnya diterima dan tidak menciptakannya. Dengan demikian keyakinan
keberadaan alam purba sihir bersifat universal. Sebagai yang
mitra kita menemukan keyakinan bahwa hanya dengan benar-benar
unmodified rapi transmisi Apakah sihir mempertahankan efisiensi.
perubahan sekecil apapun dari pola asli akan
berakibat fatal. Kemudian, ada gagasan bahwa antara objek dan
sihir tidak ada nexus penting. Magic adalah kualitas
hal, atau lebih tepatnya, tentang hubungan antara manusia dan yang,
untuk meskipun pernah buatan manusia itu selalu dibuat untuk manusia. Dalam semua
tradisi, dalam semua mitologi, sihir ini selalu ditemukan dalam kepemilikan
manusia dan melalui pengetahuan manusia atau manusia-seperti
sedang. Ini menyiratkan penyihir melakukan begitu banyak
hal yang menjadi terpesona dan sarana menawan. Ini adalah bagian dari
abadi asli manusia purba, dari mura-mura
atau alcheringa Australia, dari kemanusiaan subterrestrial
Melanesia, orang-orang zaman keemasan magis semua
dunia atas.