Working with rubber (Hevea brasilie

Working with rubber (Hevea brasiliensis) in Malaysia, Pushparajah and Guha (1968) showed that the response to fertilizers, and thus the nutrient needs, varied not only with leaf nutrient content, but
also according to soil type and the nutrient content of the soil. They also showed that where the soils of the trial sites had been well characterized and the trials well monitored, the results of a limited number of trials could be used elsewhere on similar soils. Such adoption is based on relationships of yield to soil parameters and plant tissue analysis. Fertilizer use has been developed on this basis in Malaysia in particular, not only for rubber but for other plantation crops.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Bekerja dengan karet (Hevea brasiliensis) di Malaysia, Pushparajah dan Guha (1968) menunjukkan bahwa respon terhadap pupuk, dan dengan demikian nutrisi kebutuhan, bervariasi tidak hanya dengan kandungan hara daun, tetapijuga menurut jenis tanah dan kandungan hara tanah. Mereka juga menunjukkan bahwa mana tanah situs percobaan yang telah ditandai dengan baik dan cobaan termonitor dengan baik, hasil dari percobaan dengan jumlah terbatas dapat digunakan di tempat lain di tanah yang serupa. Adopsi tersebut didasarkan pada hubungan hasil untuk tanah parameter dan tanaman analisis jaringan. Penggunaan pupuk telah dikembangkan pada dasar ini di Malaysia khususnya, tidak hanya untuk karet tetapi perkebunan lain.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Bekerja dengan karet (Hevea brasiliensis) di Malaysia, Pushparajah dan Guha (1968) menunjukkan bahwa respon terhadap pupuk, dan dengan demikian kebutuhan gizi, bervariasi tidak hanya dengan kandungan gizi daun, tetapi
juga sesuai dengan jenis tanah dan kandungan gizi tanah . Mereka juga menunjukkan bahwa di mana tanah dari situs uji coba telah ditandai dengan baik dan cobaan baik dipantau, hasil sejumlah uji coba dapat digunakan di tempat lain di tanah yang sama. Adopsi tersebut didasarkan pada hubungan dari hasil parameter tanah dan analisis jaringan tanaman. Penggunaan pupuk telah dikembangkan atas dasar ini di Malaysia khususnya, tidak hanya untuk karet tetapi untuk tanaman perkebunan lainnya.